Sedangkan, pola makan buruk atau menu tidak sehat seperti mengonsumsi minuman dingin yang dijual di pinggir jalan yang kemungkinan besar air yang digunakan tidak dimasak terlebih dahulu.
Ternyata, pola makan yang buruk memengaruhi adanya penyakit ini. Berbagai jajanan cepat saji, makanan olahan, makanan ringan kemasan, minuman kemasan, makanan gorengan dengan penggunaan minyak berulang, berlemak dan manis apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak  dalam jangka waktu tertentu meningkatkan risiko karena paparan bahan penyedap, perasa, dan pengawet makan yang berlebih dan menumpuk di rongga mulut sehingga menurunkan kualitas tonsil dalam memproduksi antibodi bagi kuman patogen.
***
Semakin mengerucut penyebab batuk dan pilek si kecil, hingga saya mengambil kesimpulan bahwa itu semua muncul karena pemberian makanan dan minuman yang tidak tepat oleh saya apalagi dalam kondisi imunitas sedang lemah.
Kini si kecil mulai pulih dari batuk dan pileknya. Saya menghindari masakan dan jajanan yang menjadi pencetus dan pemicunya seperti makanan berminyak, makanan ringan kemasan, aneka makanan yang berbahan atau mengandung cokelat yang rasanya terlalu manis, dan sebagainya.
Saya memasak menu utama yang berkuah-kuah seperti sop ayam, soto daging, tahu dan tempe bacem, dan olahan rebusan lainnya. Dengan tujuan mengurangi masakan yang pengolahannya digoreng menggunakan minyak dan memakai gula, garam, dan penyedap secukupnya.
Untuk camilan, saat ini adalah buah-buahan seperti pisang dan mangga. Sama halnya saat membawakannya bekal, cukup air putih dan buah-buahan misalnya buah potong karena dari rumah sudah sarapan. Meskipun godaan ada saja datang karena teman-temannya juga paling sering dibekali orangtuanya makanan ringan kemasan, susu kotak rasa coklat, dan roti tawar isi cokelat yang ternyata menjadi salah satu pencetus dan pemicu anak batuk dan pilek.
Dampak buruk tonsilitis bagi tumbuh kembang anak dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Jangan tunggu sampai radang datang, pentingnya orang tua menjaga pola makan meliputi tidak jajan sembarangan dan selektif memilih makanan, camilan, dan minuman si kecil. Selain itu, istirahat yang cukup, menjaga asupan nutrisi dan cairan adekuat, menjaga kebersihan mulut, menghindari paparan asap rokok, rajin berjemur supaya dahak berkurang, menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan peralatan makan.
Semoga upaya-upaya tersebut menuai hasil sehingga anak tidak lagi rentan terkena batuk dan pilek. Namun, apabila anak masih saja batuk dan pilek, lebih baik diperiksakan dan berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui kondisi anak lebih lanjut beserta penanganannya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H