Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gelombang K-pop Menyihir Presiden Jokowi hingga Fans Jonghyun SHINee

21 Desember 2017   21:20 Diperbarui: 21 Desember 2017   21:32 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jonghyun mengakhiri hidupnya, dan gelombang kesedihan kemudian melanda kalangan pencinta K-pop di dalam negeri maupun mancanegara. Tangis kehilangan bukan hanya milik keluarga atau kerabat si bintang itu semata, tetapi turut terbagi ke seluruh fans penyanyi utama dari SHINee, grup K-pop terkenal ini.

K-pop (Korean Pop) telah melanda dunia, tak seorang pun dapat memungkirinya. Korean Wafe yang semula hanya tampak menggumpal, kemudian meledak dan menerjang dunia. Tidak hanya di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, pun telah menyusup ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Tak pelak, industri K-pop ini lalu terkonsolidasi menjadi salah satu sumber devisa terbesar Korea Selatan.

Presiden Jokowi yang fans berat Superman Is Dead!, Guns N Roses, dan Metallica tak menghindar untuk menonton konser K-pop, baik di Indonesia saat menemani putrinya Kahiyang Ayu, maupun saat melakukan kunjungan kerja ke Korea bulan Mei tahun lalu. K-pop yang sepintas tampak hanya sebagai "tren sesaat", ternyata mengakumulasi dan bersalin rupa menjadi penghasil devisa negara. Inilah sisi yang membuat Presiden Jokowi dibuat sangat kepo.

Lima artikel pilihan berikut ini akan membantu kita memahami "jalan" K-pop, serta memandu kita untuk melihat dengan gambaran yang lebih luas.

1. Fenomena Hallyu Wave di Dunia

Foto: Kompas.com
Foto: Kompas.com
Artikel ini memberi kita pemahaman dasar bagaimana Gelombang Korea atau lebih dikenal sebagai Hallyu Wave ini bermula. Diungkapkan bahwa kebijakan politik Korea mengenai penyebaran budaya ini telah terbit sejak tahun 1994, pada masa pemerintahan Presiden Kim Young-San.

Presiden Korsel ini dengan serius mendeklarasikan visi rencana pembangunan yang kemudian dimanifestasikan oleh Menteri Budaya Korea saat itu, Shin Nak-Yun. Ditetapkan pula bahwa abad 21 adalah 'Century of Culture'. Kebijakan ini kemudian dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Kim Dae-Jung (1998).

Gebrakan ini berlanjut tanpa henti dengan penetrasi berbagai produk Korea lainnya di segala ranah, misalnya makanan cepat saji, minuman botol, restoran, fesyen, hingga bahasa, yang kemudian menjadi gelombang tren baru di masyarakat di dunia, khususnya kalangan usia muda.

Selengkapnya.

2. Perkembangan Musik K-Pop, Dari yang Biasa Saja Sampai Karya yang Mendunia

02-5a3bc275bde575662106bbb2.jpg
02-5a3bc275bde575662106bbb2.jpg
Harus diakui, salah satu sektor industri yang sangat cepat menggerakkan Gelombang Korea ini adalah musik. Dari ranah ini lahir belasan bahkan puluhan penyanyi, baik perseorangan seperti PSY dengan Gangnam Style atau dalam grup-grup boy maupun girlband. SHINee, SNSD, EXO, BTS, GOT7, Seventeen, dan WannaOne adalah beberapa nama yang sudah tak asing lagi bagi kita.

Membaca artikel ini membuat kita tahu bahwa K-pop tidak langsung lahir dengan keberhasilan yang luar biasa. Mereka mengalami pasang surut, penuh perjuangan, bahkan ditolak di berbagai media musik internasional. Namun, kegigihan bertahan dan kemampuan dalam mengelola dengan stamina tinggi akhirnya membawa keberhasilan.

Dari rekam perjalanan panjang ini kita dapat menandai takik-takik yang telah dilalui K-pop, yang dapat dikategorikan mulai dari tahapan Perancang (Planner), Pembangun (Developer), Penunjuk Jalan (Guide), Penerang (Lights), hingga Penerus Jalan (Successor).

Selengkapnya.

3. Drama Korea: Tak Menjual Roman Picisan Belaka

03-5a3bc2db5e13735eff270902.jpg
03-5a3bc2db5e13735eff270902.jpg
Bericara tentang Gelombang Korea adalah niscaya bila tidak menyertakan peran Drama Korea. Sekilas, mungkin kita akan menyangka bahwa drama-drama Korea tak ubahnya (sekadar) Soap Opera (opera sabun) atau sekelas sinetron di TV-TV kita, yang melulu menjual romansa picisan yang mendayu-dayu.

Namun, sebelum Anda tergelincir jauh dengan opini ini, artikel ini mengungkap bahwa Drama Korea tak hanya berkisah soal percintaan belaka. Ada banyak Drama Korea yang berbicara soal keahlian akan suatu profesi, kehangatan keluarga, peristiwa-peristiwa misteri kriminal, persahabatan, dan beragam tema lainnya. Intinya, para pelaku industri ini telah melakukan eksplorasi jauh sebagai salah satu wajah dari keseriusan dalam berkarya.

Jika ditingkas, maka kunci sukses Drama Korea bertumpu pada (1) cerita yang menarik, unik, dan orisinil, (2) didukung oleh akting pemain yang alami, (3) mengusung nilai-nilai luhur, (4) memberikan wawasan dan hal-hal baru, (5) memberikan kehangatan yang menyentuh emosi penonton, dan (6) menyajikan kisah percintaan secara menarik.

Selengkapnya.

4. Jangan Cuma Kenal K-Pop, Kenali Juga Musik Tradisional Korea

04-5a3bc2e8cf01b462004849d2.jpg
04-5a3bc2e8cf01b462004849d2.jpg
Anda sebaiknya tidak menyederhanakan bahwa Gelombang Korea hanya bertumpu pada musik dan film drama. Seni dan budaya Korea luas dan mendalam, lebih dari yang tampak sebagai tren di permukaan. Di Korea terdapat tidak kurang dari 60 jenis alat musik tradisional. Ada yang asli warisan leluhur bangsa Korea, sementara sebagiannya lagi adalah hasil adaptasi dalam interaksi dengan bangsa Barat atau Tiongkok.

Ching atau Jing misalnya, ini alat berbentuk gong besar yang terbuat dari besi dengan stik dibalut kain. Pada awalnya Ching digunakan dalam aktivitas militer, namun sekarang banyak digunakan sebagai pengiring musik kerajaan, musik bagi petani, dan musik ritual.

Alat musik tradisional lain, misalnya Gayageum, sepintas bentuknya mirip kecapi yang kita kenal. Namun ternyata dalam perjalanan waktu panjang alat musik tradisional ini telah mengalami banyak proses modifikasi. Konon, alat musik bersenar 12 ini terakhir kali dimodifikasi pada era Joseon.

Selengkapnya.

5. Ketika Supir Menjadi Pahlawan Peristiwa Bersejarah di Korea Selatan

Foto: Kompas.com
Foto: Kompas.com
Keseriusan dan kompetensi sineas Korea juga tampak melalui karya film layar lebar. A Taxi Driver misalnya, film ini merupakan film laris dan disebut-sebut sebagai kandidat peraih Piala Oscar dari Korea Selatan. Presiden Korea Moon Jae In usai menonton film ini sempat memberikan komentar, "The truth about the uprising has not been fully revealed. This is the task we have to resolve. I believe this movie will help resolve it."

A Taxi Driver berkisah tentang kehidupan rakyat kecil di tengah kemiskinan dan tekanan hidup. Kim Sa Bok terancam diusir dari rumah kontrakan bersama putri kesayanganya pasca-kematian istrinya yang sakit-sakitan. Sementara Thomas Kretschmann atau akrab disapa Peter, seorang jurnalis yang sedang mencari tantangan baru di Korea Selatan. Peter yang nama aslinya Jurgen Hinzpeter, menyamar sebagai seorang pendeta atau missionaris asal Jerman.

Dalam rangkaian cerita, keduanya difitnah dan menjadi buronan pihak yang berkuasa. Pelarian mereka melibat pertolongan orang-orang yang dengan sukarela mengorbankan nyawa untuk melindungi keselamatan keduanya. Namun, kedua sahabat yang saling mengasihi dalam kemanusiaan ini tidak mendapat jatah yang adil dalam catatan sejarah.

Selengkapnya.

(ATKh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun