Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Menggelar Walimatul Ursy di Tengah Pandemi

24 September 2020   22:59 Diperbarui: 24 September 2020   23:08 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walimatul Ursy, tasyakuran pernikahan. Dokpri

Satu tradisi bahkan merupakan suatu anjuran dalam syariat Islam pasca dilangsungkannya Ijab Qabul pernikahan yakni mengadakan Walimatul Ursy, atau Walimatunnikah. 

Walimatul Ursy yakni menggelar tasyakuran dengan mengundang saudara, keluarga kerabat dan tetangga dengan tujuan mohon doa restu, khususnya untuk kedua mempelai agar menjadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah.

Di beberapa tempat, ketika seorang tuan hajat menggelar acara Walimatul Ursy bisa mengundang tamu undangan sampai ratusan orang. Tentu hal ini bisa dikategorikan mengundang massa untuk berkerumun. Kontak fisik antar tamu bisa saja terjadi bahkan tak ada jarak mengingat terkadang kondisi rumah tuan hajat yang kurang memadahi. 

Ditengah pandemi seperti sekarang ini, menggelar acara demikian tentu menjadi sesuatu yang serba dilematis. Satu sisi merupakan sunah rosul, memohon kebaikan dengan doa bersama dari para tamu undangan, satu sisi di hari-hari (pandemi) ini, kita dilarang berkerumun, harus jaga jarak satu sama lain serta memperhatikan protokol kesehatan. 

Realitanya, menerapkan protokol kesehatan dalam sebuah acara pernikahan, baik dalam sebuah resepsi, maupun Walimatul Ursy bukanlah hal yang mudah. 

Meski sudah berkali kali digembar-gemborkan, serta dipersiapkan beberapa piranti kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir, handsanitizer, pun nyatanya masih banyak tamu yang kurang memerhatikannya bahkan acuh. 

Oleh karena itu, alangkah bijaknya Shohibul hajat dalam menggelar Walimatul Ursy juga memperhatikan tata aturan anjuran pemerintah di tengah pandemi dengan tidak mengurangi nilai kesakralan dan spiritualnya, yaitu sebagai berikut:

1. Shohibul bait tidak harus mengundang tamu all alout, tetapi bisa dari unsur keluarga dan tetangga dekat saja. Bisa separuh bahkan cukup seperempat dari tamu undangan walimah pada hari-hari biasa . Soal makanan atau berkat Walimatul Ursy selebihnya bisa diantar-antarkan oleh petugas, demi mengurangi kerumunan. Pastilah hal ini dimaklumi bersama.

2. Sebisa mungkin tuan hajat mengemas acara secara singkat, padat namun tetap syarat makna. Umumnya, sebelum pandemi Corona, saat Walimatul Ursy juga diisi dengan ceramah agama, seputar hikmah pernikahan yang cukup memakan banyak waktu. Hal ini bisa dipersingkat dengan sekedar Kultum (kuliah tujuh menit) atau Kulsup (Kuliah sepuluh menit) saja. Toh, inti acara walimah adalah mendoakan yang terbaik untuk kedua mempelai.

3. Tuan hajat komitmen mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan dengan cuci tangan pakai sabun, menyediakan pengukur suhu badan, menyediakan handsanitizer, memakai masker, jaga jarak, serta tidak melakukan kontak langsung seperti bersalaman.

4. Sebagai pengingat yang bermanfaat, sovenir pernikahan bisa berupa masker atau acessories lain yang berhubungan dengan pencegahan Corona, bisa dalam bentuk miniatur yang sederhana tetapi menarik. Minumannya bisa jadi dengan rempag-rempah atau empon-empon yang bisa meningkatkan daya imunitas tubuh kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun