Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nikmatnya Masakan Daun Singkong Dan Kripik Tempe Bu Suniah

31 Agustus 2020   19:36 Diperbarui: 31 Agustus 2020   20:01 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun singkong dan aneka masakan Bu Suniah.

Selera menu makan tiap orang berbeda-beda. Ada yang suka makanan siap saji, ada yang suka makanan kelas restoran, warung ternama, ada pula yang cukup dengan menu lauk seadanya. Saya tergolong tipe orang yang suka menu makanan 'ndeso', seperti sayur asem, sayur bayam, kangkung, lalaban atu urab, serta dedaunan lainnya, semisal daun singkong.

Berbicara daun singkong, mungkin sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi Warung Masakan Padang, yang selalu menyajikan singkong rebusnya sebagai menu pokok, yang disandingkan dengan sambal cabai hijau. Namun, ternyata daun singkong pun jika di masak oleh ahlinya, akan menghasilkan suatu masakan yang enak dan nikmat. Seperti masakan daun singkok di Warung Makan Dan Lawuhan Mateng, ibu Suniah.

Masakan daun singkong siap dijajakan keliling. Dokpri.
Masakan daun singkong siap dijajakan keliling. Dokpri.
Sebelumnya, saya penasaran dengan masakan daun singkok yang cukup dikenal di desa Pagejugan, Brebes. Ya, daun singkok, khas Bu Suniah. Namun setelah saya menjumpainya, di sebuah warung makan kecil, tepatnya di samping timur jalan, di rt 08 rw 03 desa Pagejugan, ternyata memang mantap rasanya, betul-betul nikmat. Rasa asin dan pedasnya khas masakan pedesaaan yang bikin ketagihan. Harganya pun murah meriah, bisa dibeli mulai dari 2000 rupiah. Apalagi siang itu saya nikmati bersama kawan, di bawah pohon kersem yang ada tepat di samping warung.

Pohon kersem rindang di samping warung. Dokpri.
Pohon kersem rindang di samping warung. Dokpri.
Sepintas, masakan daun singkong Bu Suniah hampir seperti urab, ada sentuhan parutan kelapanya. Namun bedanya, dimasak dengan bumbu yang mantap, dan sedikit berkuah. Suniah menuturkan bahwa menu masakan daun singkongnya terbilang cukup lumayan, banyak digemari pelanggan. Resepnya Ia dapatkan dulu semasa menjadi pembantu di sebuah Warteg di Jakarta, puluhan tahun silam lalu. Dan kini ia sudah bisa mandiri, jualan aneka lauk (baca:lawuhan) sendiri.

Mengingat di pedesaaan, masakan daun singkongnya dijual keliling dengan harga yang cukup relatif murah. Biasanya ia membawa sepanci masakan daun singkongnya bersama masakan lainnya. Pembeli pun bisa membeli, bebas sesukanya, tak dipatok harus dengan harga sekian. Bahkan kadang ada yang membeli dengan uang seribu rupiah. Bagi Suniah seribu sekalipun, ia maknai sebagai sebuah rezeki yang tidak boleh ia tolak.

Suniah menjajakan masakannya dengan bersepeda. Dokpri.
Suniah menjajakan masakannya dengan bersepeda. Dokpri.
Suniah menjajakan masakan daun singkong dan aneka lawuhan lainnya dengan mengayuh sepeda butut, dari gang satu ke gang lain, seputaran desanya. Jualan kelilingnya, dimulai dari jam 15.00 wib hingga maghrib. Kebanyakan pembeli, membeli masakannya untuk makan sore. Suniah harus pulang saat maghrib tiba. Tak peduli masakannya masih atau sudah habis. Ia harus mengurusi anak dan keluarganya.

Beberapa tahun ini, jualan masakannya meningkat cukup lumayan. Tak hanya berkeliling, Suniah kini buka lebih awal, yakni sedari siang, pukul 11.00 wib. Aneka masakan sudah siap. Sebelum pukul 15.00 wib tiba, Suniah berjualan terlebih dahulu di warung kecilnya. Lumayan, banyak juga pelanggan yang mampir di warungnya. Seperti para sales, pedagang keliling dan orang yang lewat  sekitaran jalan raya Kedunguter-Pagejugan. Warungnya kini cukup dikenal banyak orang, apalagi menu spesialisnya kini tak hanya masakan daun singkong, tapi ada juga menu yang terkenal di sekitarannya, yaitu opor balungan ayam dan keripik tempe.

dokpri
dokpri
Opor balungannya mantap, segar. Meski serupa opor, tapi semi asem-aseman. Ditambah lagi irisan cabe hijau, menambah sensasi pedas. Begitu juga kripik tempenya yang begitu gurih dan renyah, membedakan diri dengan keripik tempe lainnya. Bahkan kripik tempe Suniah, bisa tahan 'mlempem' hingga seminggu. Pantas saja, banyak juga yang memesannya, baik dari tetangga sampai pada pelanggan dibluar desanya.

Sebelum adanya Corona, omset jualan lauk Bu Suniah bisa mencapai 400 ribu, bahkan lebih. Tapi sejak adanya Corona, omsetnya menurun. Paling, rata-rata sekitar 300 ribuan. Dari omsetnya itu, terkadang ia bisa mendapatkan keuntungan bersih mulai 50-80ribu per hari. Pendapatannya cukup membantu suaminya, yang juga berjualan Bakso-Somay keliling. Ia juga menyisihkan guna keperluan sekolah anaknya, serta berencana ingin mendaftar Haji.

Imam Chumedi, KBC-28

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun