Biar lebih dapet feel-nya, coba buka terjemahan Al-Quran berbahasa Inggris, dan cari arti dari kata rabb. Biasanya diterjemahkan jadi Lord atau Master.
Nah, soal penggunaannya setelah datangnya Islam, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Apakah masih boleh menyebut manusia dengan rabb?
Pendapat yang paling kuat menyatakan: nggak boleh, berdasarkan hadis Nabi:
“وَلَا يَقُلْ أَحَدُكُمْ: رَبِّي، وَلْيَقُلْ: سَيِّدِي، مَوْلَايَ”
"Janganlah salah seorang dari kalian berkata: 'Rabb' (Tuanku), tapi hendaklah ia berkata: 'Sayyidi' (Tuanku), atau 'Mawlya' (Tuanku)."
(HR. Muslim, 7/47)
Jadi kesimpulannya: secara bahasa, rabb berarti siapa pun yang mengurus, mendidik, menjaga, dan menyempurnakan sesuatu. Tapi secara syariat, kata ini dikhususkan hanya untuk Allah.
Untuk apa sih kita ngulik makna kata rabb ini?
Biar kita makin bisa meresapi makna dari ayat kedua dalam surat Al-Ftiah:
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Karena ketika kita paham bahwa rabb itu bukan cuma berarti "Tuhan", tapi juga pendidik, pengasuh, pengurus, dan penyempurna hidup kita, kita akan merasa lebih tenang dan lebih yakin sama rencana Allah.
Referensi:
1. Ibn al-ayyib al-Fasi, Tahrir al-Riwayah f Taqrir al-Kifayah. Riyadh: Dar al-'Ulum. Versi digital: Maktabah Shamilah.
2. al-Naysaburi, Abu al-Husayn Muslim. Sahih Muslim. Turki: Dar al-tiba'ah al-'amirah. Versi digital: Maktabah Shamilah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI