Mohon tunggu...
KHOLISOH
KHOLISOH Mohon Tunggu... Guru - teacher blogger

menulis itu sebuah keindahan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Berlatih Kemampuan Inferensi melalui Cerita Rakyat

10 Januari 2021   22:50 Diperbarui: 10 Januari 2021   23:00 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cermin-dunia.github.io

Saat ini pemerintah sedang gencar melakukan sosialisasi AKM ( Asesmen Kompetensi Minimum) sebuah asesmen nasional yang dirancang khusus untuk mengetahui kualitas sebuah pembelajaran dan bertujuan adanya peningkatan kualitas pembelajaran pada umumnya. Pelaksanaan AKM ini intinya ialah pengembangan Literasi sebagai salah satu kecakapan hidup abad 21.

Biasanya dalam soal asesmen nasional ini banyak sekali menggunakan kemampuan inferensi peserta didik atau soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah.

Sebelum ke asesmen berlatih inferensi terlebih dahulu yaitu membuat pernyataan yang telah dibuat berdasarkan fakta dan hasil pengamatan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah inferensi/in*fe*ren*si/ /infrnsi/ n simpulan; yang disimpulkan.  https://kbbi.web.id/inferensi

Bagi anak inferensi itu hal yang sulit mengapa karena ini merupakan kegiatan pemahaman yang lebih tinggi dari literasi dasar yaitu kemampuan menemukan sebuah gagasan dalam suatu paragraf.

Dalam pembuatan inferensi harus menggunakan pengetahuan sekarang dan menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya lalu menemukan bukti atau fakta yang mendukung dari bacaan tersebut.

Cerita rakyat sangat tepat sekali untuk berlatih membuat inferensi dari sebuah wacana atau teks, kita bisa menghubungkan masa lalu dalam cerita rakyat dengan kondisi saat ini dimanakah letak perbedaannya.

Nah, bagaimana caranya membimbing anak menemukan kesimpulan atau inferensi pada cerita rakyat.

  • Beri rangsangan dengan mencari hubungan antara cerita tersebut dengan dirinya
  • Misalnya dengan memberikan pertanyaan:  
  • Apa yang kamu rasakan ketika membaca cerita rakyat tersebut ?
  • Apakah kamu pernah merasakan hal mengerikan seperti dalam cerita tersebut?
  • Beri referensi bacaan yang serupa atau bisa juga dengan lagu dan film tertentu.
  • Nah, dalam film Ipin dan Upin pernah Ipin menceritakan Si Tanggang Anak Durhaka akan tetapi ketika Susanti membacakan Malin Kundang ternyata keduanya memiliki tema yang sama yaitu anak durhaka. Hal ini bisa menjadi referensi buat guru untuk memberikan pengetahuan sastra pada siswanya.
  • Hubungkan pengalaman pribadi dengan alam sekitar kita.
  • Tidak sedikit cerita rakyat yang isinya menceritakan tentang asal -- usul suatu tempat atau kita sebut legenda. Ini bagus sekali sebagai pengenalan tentang sejarah suatu tempat sangat mungkin sekali dihubungkan bagaimana kondisi saat itu dengan kondisi sekarang dimanakah letak perbedaanya dan bagaimana prosesnya bisa seperti itu kita bimbing dengan pertanyaan -- pertanyaan.

  • Setelah membuat hubungan itu setiap siswa harus menuliskannya tahapan proses tadi agar diperoleh keterampilan proses yang baik.
  • Di sini guru harus memberikan motivasi agar membuatnya dengan kalimat sendiri dan hal itu tidak berkaitan dengan konsep nilai yaitu benar dan salah, sebab jika penilainnya seperti itu siswa akan takut mencoba karena takut salah.

  • Jadi guru fokusnya kepada keterampilan proses siswa  saat pembelajaran serta kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya, kiranya seperti itu dan selamat mencoba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun