Mohon tunggu...
Khoirur Roby
Khoirur Roby Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Berwirausaha dalam Perspektif Islam

26 Desember 2016   00:25 Diperbarui: 26 Desember 2016   00:33 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Manusia selalu dituntut untuk selalu beribadah kepada Allah SWT untuk mendapatkan amal shaleh atau amal ibadah seperti menyangkut solat, zakat, puasa, haji, dan amal ibadah lainnya.  Namun ada hal yang lain yang harus dilakukan seperti bermuamalah antar sesama manusia agar dalam suatu rangkaian kehidupan setiap manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk itu manusia juga perlu bekerja untuk keberlangsungan hidupnya, salah satunya yang dianjurkan oleh islam yakni dengan cara berwirausaha. Dimana seseorang disini dapat menemukan, mengolah, serta mengembangkan sesuatu hal dengan inofasinya serta kreatifitas untuk menciptakan sesuatu yang baru. Berusaha adalah pokok, pokok yang asli dalam islam ialah berkerja dan berusaha. Sesungguhnya dikerahkannya manusia supaya bekerja dengan segala jalan, namun harus tetap sesuai dengan syariat-syariat islam.

عَنِ المِقْدَامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ، خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ» (رَوَاهُ الْبُخَارِى)[1]

Artinya: “Dari Miqdam RA, dari Rasul SAW bersabda: tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil buah tangan (pekerjaan) nya sendiri” (HR. Al-Bukhari).

Ada suatu prinsip yaitu hindari segala kerja yang haram, suatu prinsip pokok yang penting dalam islam bahwa hal-hal duniawi boleh dikerjakan/diusahakan, kecuali usaha yang nyata disebutkan haramnya dalam Al-Qur’an atau Hadits Nabi. Larangan tersebut sangat terbatas jumlahnya, baik mengenai:

Barang-barang yang dikerjakan/diusahakan, atau

Usaha/perbuatan yang dilakukan

Terkadang manusia melakukan dengan segala cara demi mendapatkan suatu kenuntungan yang sangat besar, sehingga prinsip di atas tidak lagi dihiraukan. Mungkin yang menjadi faktor utamanya adalah kebutuhan yang semakin banyak dan tak terbatas. Hingga saat ini cara untuk berwirausaha banyak sekali dengan didukungnya perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi tentunya mempunyai dampak positif dan negatifnya. Hingga ada suatu hadits nabi yang berbunyi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لاَ يُبَالِي المَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ، أَمِنَ الحَلاَلِ أَمْ مِنَ الحَرَامِ»(رَوَاهُ الْبُخَارِى)[2]

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW bersabda: akan datang kepada manusia suatu zaman di mana mereka tidak peduli terhadap apa yang diperolehnya apakah berasal dari sesuatu yang halal atau haram” (HR. Bukhari).

Dalam buku yang berjudul ekonomi dalam perspektif islam yang ditulis oleh KH.Abdullah Al Kaaf, dituliskan seorang sarjana Islam bernama DR.M.Sa’id Ramadhan Al-Buwaithi menegaskan pendapatnya, bahwa umat islam di zaman sekarang bukanlah mengalami krisis ilmu dan pemikiran, tetapi berada dalam krisis akhlak/mora.

Menjadi seorang wirausaha juga harus mempunyai akhlak yang baik, selain menghindarikan diri dari segala barang dan segala usaha yang haram, tugas terpenting ialah menegakkan akhlak yang baik. Dapat dimulai dari displin, dapat menghargai waktu, jujur, sprortif, konsisten, dan sebagainya. Sesungguhnya jika usaha yang kita lakukan dengan akhlak yang baik, usaha pasti akan lancar begitu sebaliknya jika berwirausaha dengan mental yang negatif perkembangan dari usaha yang telah kita lakukan akan sulit dan pastinya tidan akan diridhoi oleh Allah SWT dan tidak akan berkah.

[1] Riwayat al-Bukhari, hadits ke 2078.

[2] Riwayat al-Bukhari, hadits ke 2059.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun