Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Apa Itu Bahasa Ibu?

28 September 2025   03:28 Diperbarui: 28 September 2025   03:28 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dokpri kam/ai

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pendahuluan
Setiap manusia terlahir dengan potensi linguistik yang unik, namun bahasa pertama yang menyertai kita sejak masa bayi memiliki makna yang sangat khusus. 

Bahasa ibu---atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai mother tongue atau first language---bukan sekadar alat komunikasi, melainkan fondasi yang membentuk cara kita berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan dunia.

Dalam konteks Indonesia yang kaya akan budaya, bahasa ibu sering kali merupakan bahasa daerah yang menjadi akar identitas kultural masyarakat. Bahasa ibu membawa nilai-nilai kearifan lokal yang dalam, seperti tercermin dalam piwulang Jawa "Tepa selira" (tenggang rasa) dan "Andhap asor" (rendah hati), yang menjadi panduan hidup penuturnya.

Artikel ini akan menjelaskan secara mendalam tentang hakikat bahasa ibu, dasar teorinya, peran penting, serta tantangan dan upaya pelestariannya dalam era globalisasi.

1. Hakikat Bahasa Ibu: Makna yang Melampaui Sekadar Bahasa Orang Tua
Bahasa ibu dapat dipahami sebagai bahasa pertama yang diperoleh seseorang secara alami sejak masa bayi, biasanya melalui interaksi dengan keluarga dan lingkungan terdekat. Beberapa karakteristik utama membedakannya dari bahasa-bahasa lain yang dipelajari kemudian.

Pertama, proses pemerolehan bahasa ibu berlangsung secara alami, tanpa melalui pengajaran formal. Seorang anak menyerap bahasa pertama melalui imitasi dan interaksi sehari-hari dalam konteks yang nyata. Kedua, sumber utamanya adalah pengasuh primer---biasanya ibu, tetapi bisa juga ayah, nenek, atau pengasuh lain yang paling banyak berinteraksi dengan anak. Ketiga, seorang anak dapat memiliki lebih dari satu bahasa ibu jika dibesarkan dalam lingkungan multilingual yang konsisten sejak lahir.

Penting untuk dipahami bahwa bahasa ibu tidak selalu identik dengan bahasa etnis atau kebangsaan. Sebagai contoh, seorang anak yang orang tuanya beretnis Tionghoa tetapi dibesarkan dalam lingkungan berbahasa Indonesia yang dominan, maka bahasa ibunya adalah Bahasa Indonesia. Demikian pula, di Indonesia, bahasa ibu bagi banyak orang justru adalah bahasa daerah seperti Bahasa Jawa, Sunda, atau Bali, yang tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga wadah pewarisan nilai-nilai luhur seperti yang terkandung dalam "Urip kuwi urub. Urip kuwi uruk. Urip kuwi urun" (Hidup harus memberi terang, belajar, dan berkontribusi).

2. Landasan Teoretis: Ilmu di Balik Pemerolehan Bahasa Ibu
Beberapa teori penting membantu kita memahami bagaimana bahasa ibu diperoleh dan diproses.

Menurut Noam Chomsky dengan teori Language Acquisition Device-nya, manusia dilahirkan dengan kemampuan biologis bawaan untuk memperoleh bahasa. Otak anak secara tidak sadar menyerap pola-pola linguistik dari lingkungannya dan menggunakannya untuk membangun kompetensi bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun