Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menyingkap Misteri 'Ha Satan': Perjalanan Sebuah Konsep dari Ibrani Kuno hingga 'Setan' Melayu-Riau

26 September 2025   21:43 Diperbarui: 26 September 2025   21:43 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by kam/ai

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pendahuluan: Siapakah Tokoh "Seram" Ini?

Selamat datang, sahabat, pada sesi bedah etimologi yang sedikit "seram" kali ini. Kita akan membedah salah satu figur spiritual yang paling dikenal di dunia: Setan. Namun, bukan sebagai makhluk mitologi semata, melainkan sebagai sebuah konsep yang telah berevolusi seiring perjalanan lintas budaya dan bahasa selama ribuan tahun, dari padang gurun Ibrani kuno hingga ke kepulauan Melayu-Riau.

Mengapa kita menyebut materi ini seram? Karena kita akan membongkar citra universalnya hingga ke akar-akarnya---yakni istilah "Ha Satan" dalam bahasa Ibrani, yang menyimpan makna sangat berbeda dari yang kita bayangkan.

Asal-Usul Etimologis: Ketika 'Setan' Belum Jadi Musuh Utama

Secara bahasa, kata "Setan" yang kita kenal dalam Bahasa Indonesia/Melayu sesungguhnya adalah serapan dari kata Arab, syaiton (atau as-syaiton), yang kemudian diserap ke dalam dialek Melayu-Riau. Kata Arab ini sendiri diyakini merupakan adaptasi dari kata "Ha Satan" dalam bahasa Ibrani.

Di sinilah letak kejutan linguistiknya. Pertanyaan mendasar yang jarang disorot adalah: apa arti harfiah Ha Satan dalam bahasa Ibrani?

Menurut studi linguistik Alkitab (seperti yang tercatat dalam kamus Ibrani Strong's Concordance), kata Ibrani  (sn) memiliki arti dasar "musuh," "penentang," atau "penuduh" (adversary/accuser). Fakta penting lainnya adalah keberadaan imbuhan "Ha" (). Dalam bahasa Ibrani, Ha adalah definite article yang berarti "sang" atau "itu" (seperti The dalam bahasa Inggris). Jadi, Ha Satan secara harfiah berarti "Sang Penentang" atau "Sang Penuduh". Ini menegaskan bahwa pada awal kemunculannya, "Setan" lebih merupakan sebuah peran atau jabatan fungsional---yaitu sosok yang tugasnya menentang atau menguji manusia di hadapan Tuhan---bukan nama diri untuk entitas kejahatan absolut.

Kontekstualisasi Sejarah: Bukti Tertua di Kitab Ayub

Catatan tertua mengenai sosok Ha Satan yang berperan sebagai entitas supernatural termaktub dalam Kitab Ayub (Iyov).

Kitab Ayub sering dianggap oleh sebagian tradisi sebagai salah satu dokumen tertua dalam Tanakh (Perjanjian Lama). Pendapat ini didukung oleh beberapa indikasi tekstual yang menunjukkan bahwa latar belakang cerita Ayub berasal dari masa yang sangat kuno, jauh sebelum terbentuknya Hukum Taurat secara terperinci. Buktinya mencakup:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
    Lihat Bahasa Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun