Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Darurat Baca Pejabat: Mengapa Buku Lebih Berharga dari Kemewahan dan Kekuasaan Semu

26 September 2025   13:56 Diperbarui: 26 September 2025   18:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

III. Fondasi Etika Pelayanan: Buku sebagai 'Mitra Kang Apik'

"Mitra kang apik. Sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku."

Buku adalah mitra kerja pejabat yang melatih dua kemampuan kognitif kritis: Empati dan Fleksibilitas Kognitif (Cognitive Flexibility).

  1. Membentuk Empati (Tepa Selira): Membaca fiksi, sejarah sosial, dan studi kasus adalah latihan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Ini adalah fondasi dari Teori Pilihan Publik (Public Choice Theory) yang baik, di mana kebijakan dibuat berdasarkan pemahaman mendalam atas berbagai kepentingan rakyat.
  2. Meningkatkan Fleksibilitas Kognitif: Pejabat yang terbiasa membaca berbagai disiplin ilmu memiliki Fleksibilitas Kognitif yang tinggi. Mereka mampu mengintegrasikan ide-ide yang tampaknya bertentangan untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan bijak, sejalan dengan prinsip kepemimpinan guna lawan sekti (pintar dan bijak).

Jika membaca satu buku saja sulit, bagaimana pejabat kita bisa mengelola kompleksitas negara selama lima tahun masa jabatan? Kualitas kebijakan sebuah negara, pada akhirnya, tidak ditentukan oleh seberapa mewah mobil dinas pemimpinnya, tetapi seberapa kaya dan dalam isi pikiran yang diasah oleh buku.

 

IV. Rekomendasi Buku Wajib Baca Pejabat!

Sebagai penutup dan pemicu diskusi, kita layak bertanya: Buku apa sih yang paling wajib dibaca pejabat kita agar mereka kembali ke jalur "guna lawan sekti" dan menghindari Policy Myopia?

Adalah menurut saya, bahwa setidaknya ada tiga kategori utama "buku wajib baca" yang harus diprioritaskan oleh pejabat agar kebijakan yang lahir benar-benar bermanfaat:

  1. Kategori Kebijakan Publik & Data:
    • Wajib membaca buku yang mengajarkan System Thinking dan memahami akar kegagalan negara, seperti Why Nations Fail oleh Daron Acemoglu dan James A. Robinson. Ini penting agar pejabat tidak "asal ide" dan kebijakannya berbasis bukti.
  2. Kategori Humble Leadership & Etika:
    • Wajib membaca biografi tokoh bangsa yang terkenal dengan integritasnya (misalnya Mohammad Hatta atau Sutan Syahrir) serta buku tentang etika kepemimpinan yang melayani. Ini adalah penangkal paling efektif terhadap virus Aja Dumeh dan public speaking yang asal bunyi.
  3. Kategori Kemanusiaan, Sejarah, & Empati:
    • Wajib membaca karya sastra realis sosial atau sejarah sosial (misalnya, Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer). Fiksi dan sejarah adalah latihan Tepa Selira terbaik, memaksa pejabat untuk melihat dunia dari sudut pandang rakyat kecil, sehingga kebijakan yang dibuat benar-benar berguna bagi sesamanya.#

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun