Namun perlahan, kebahagiaan kecil mulai tumbuh. Bukan lagi pengakuan atas jabatan, melainkan kepuasan sederhana: arsip yang akhirnya rapi, senyum polos murid ketika berhasil memahami pelajaran, atau ucapan terima kasih dari kepala sekolah karena laporan saya jelas dan tepat waktu.
Kepuasan ini berbeda. Ia tidak datang dari luar, melainkan dari dalam. Dari rasa berkembang, dari keberanian menaklukkan hal baru. Saya pun sadar, pertumbuhan sering menyamar dalam bentuk ketidaknyamanan.
Pelajaran & Refleksi untuk Anda
Bagi Anda yang sedang berdiri di persimpangan, ingatlah pitutur Jawa: aja mung nyawang kepenake, nanging nyawanga uga kangelane. Jangan hanya melihat enaknya, tapi perhatikan juga sulitnya.
Pindah karier di usia 30-an bukanlah garis akhir dari kekecewaan, melainkan garis start penemuan diri. Ia menguji nyali untuk membongkar dan membangun ulang identitas. Pada akhirnya, saya tidak hanya mendapatkan pekerjaan baru. Saya menemukan diri yang lebih lentur, lebih berani, dan lebih memahami arti bahagia sejati.
Maka, tanyakan pada diri Anda hari ini: pot apa yang mulai terasa sempit bagi pertumbuhan Anda?***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI