OLEH: Khoeri Abdul Muid
Hidup di zaman modern sering membuat manusia terjebak dalam hiruk-pikuk dunia. Pekerjaan, bisnis, investasi, dan ambisi materi menjadi fokus utama, hingga lupa bahwa dunia hanyalah sementara.
Leluhur Jawa mengingatkan lewat pitutur: "Aja ketungkul marang donya." Jangan larut dalam urusan dunia hingga melupakan tujuan hidup yang sejati.
Aja Ketungkul Marang Donya: Menemukan Keseimbangan
Pitutur ini bukan berarti melarang bekerja keras atau mencari nafkah. Orang Jawa tetap menjunjung tinggi kerja dan tanggung jawab. Namun, pesannya jelas: jangan sampai dunia menguasai hati.
Ketungkul marang donya berarti tenggelam dalam ambisi tanpa batas, hingga melupakan akhirat, keluarga, bahkan diri sendiri.
Perspektif Islam: Dunia Hanyalah Sementara
Islam menegaskan bahwa dunia bukanlah tujuan, melainkan ladang untuk akhirat. Allah berfirman:
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah-megahan antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering, lalu kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur berantakan. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)
Rasulullah SAW juga bersabda: "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim).