Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pitutur #7: Aja Kagetan & Bijak Menghadapi Perubahan

23 September 2025   04:44 Diperbarui: 23 September 2025   04:44 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by kam/ai

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Dunia modern bergerak cepat. Setiap hari ada berita baru, tren baru, isu baru. Banyak orang menjadi mudah panik, resah, bahkan tergesa-gesa mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang.

Leluhur Jawa sejak lama menasihatkan: "Aja kagetan." Jangan gampang terkejut, jangan mudah panik menghadapi sesuatu yang tiba-tiba muncul.

Aja Kagetan: Tetap Tenang di Tengah Guncangan

"Aja kagetan" mengajarkan sikap tenang, tidak mudah bereaksi berlebihan, apalagi sampai kehilangan kendali.

Bagi orang Jawa, orang yang gampang kaget akan sulit berpikir jernih. Hidup membutuhkan keteguhan hati. Perubahan pasti terjadi, tapi sikap yang tepat adalah menerima dengan tenang dan menanggapi dengan bijak.

Perspektif Islam: Sabar dan Tawakal

Islam juga menekankan pentingnya kesabaran saat menghadapi perubahan. Allah berfirman:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)

Sikap sabar dan tawakal adalah kunci agar seorang Muslim tidak mudah goyah. Nabi SAW juga mengingatkan: "Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahan." (HR. Baihaqi).

Artinya, menghadapi kejadian apa pun, jangan terburu-buru bereaksi.

Analisis Sosial: Krisis Panik di Zaman Digital

Fenomena kagetan hari ini nyata sekali:

  1. Isu hoaks banyak orang langsung percaya dan menyebarkan tanpa tabayyun.
  2. Perubahan ekonomi sedikit guncangan harga sudah membuat panik massal.
  3. Media sosial trending topic sering membuat orang reaktif tanpa berpikir panjang.

Akibatnya, muncul keresahan kolektif. Padahal, ketenangan adalah kunci untuk menemukan solusi.

Pesan Aktual untuk Generasi Kekinian

Generasi muda perlu belajar menata hati:

  • Jangan reaktif terhadap setiap berita.
  • Verifikasi sebelum bereaksi.
  • Hadapi perubahan dengan kepala dingin, bukan dengan panik.

Prinsipnya: tenang bukan berarti lemah, tapi tanda kedewasaan dalam menyikapi hidup.

Penutup

Pitutur Jawa aja kagetan dan ajaran Islam tentang sabar-tawakal sama-sama mengajarkan: jangan gegabah menghadapi perubahan.

Karena dalam hidup, perubahan pasti terjadi. Yang membedakan adalah apakah kita panik atau tetap tenang.

Orang yang sabar dan tidak mudah kaget akan lebih mampu melihat peluang di balik tantangan.

BERLANJUT ke pitutur #8 (Aja Adigang, Adigung, Adiguna & Kesombongan Intelektual).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun