Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Takbir Keliling di Era Kekinian: Tradisi, Inovasi, dan Tantangan

21 Maret 2025   05:00 Diperbarui: 21 Maret 2025   05:00 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tarling. gettyimages.

Takbir keliling adalah salah satu tradisi Islam yang telah berlangsung lama di Indonesia.

Setiap malam menjelang Idulfitri dan Iduladha, umat Islam di berbagai daerah mengumandangkan takbir sambil berkeliling kampung atau kota.

Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk syiar Islam, tetapi juga simbol kebersamaan dan kegembiraan dalam menyambut hari besar umat Muslim.

Seiring perkembangan zaman, takbir keliling mengalami berbagai perubahan, baik dalam pelaksanaan maupun tantangan yang dihadapi.

Sejarah Takbir Keliling

Tradisi takbir keliling memiliki akar sejarah yang panjang. Secara global, kebiasaan mengumandangkan takbir saat hari raya telah ada sejak zaman Nabi Muhammad sebagai bentuk syukur dan pengagungan kepada Allah (Al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, 11th Century). Perayaan takbir secara massal berkembang di berbagai wilayah Islam, termasuk di Nusantara.

Di Indonesia, takbir keliling mulai dikenal sejak era Kesultanan Islam, seperti Kesultanan Demak dan Mataram Islam, yang mengadopsi elemen budaya lokal seperti arak-arakan dengan obor dan tabuhan bedug (Ricklefs, A History of Modern Indonesia, 2008). Tradisi ini semakin populer dan menjadi bagian dari identitas perayaan hari raya di berbagai daerah. Pada masa modern, penggunaan kendaraan hias dan sound system menggantikan alat-alat tradisional, menjadikan takbir keliling semakin meriah dan inovatif.

Perubahan Takbir Keliling di Era Kekinian

Dulu, takbir keliling identik dengan suara bedug, kentongan, dan obor yang diarak oleh warga dari satu jalan ke jalan lainnya. Kini, di era modern, penggunaan sound system yang besar dan kendaraan hias menggantikan alat-alat tradisional tersebut. Takbir tidak lagi hanya bergema di jalan-jalan, tetapi juga disiarkan secara langsung melalui media sosial dan televisi.

Selain itu, inovasi juga terlihat dalam aspek seni dan budaya. Jika dulu peserta membawa obor atau bendera, kini mereka menghias kendaraan dengan miniatur masjid, Ka'bah, atau lafaz Allah yang dibuat dari lampu LED dan bahan kreatif lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa takbir keliling bukan sekadar pawai, tetapi juga menjadi wadah ekspresi seni Islam yang semakin berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun