Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Sebelum diangkat menjadi abdi negeri, pernah mengajar di SMA TARUNA NUSANTARA MEGELANG. Sekarang mengguru di SDN Kuryokalangan 01, Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Jawa Tengah, UPTKecamatan Gabus. Sebagian tulisan telah dibukukan. Antara lain: OPINI GRASSROOT SOAL PENDIDIKAN GRES; Si Playboy Jayanegara dan Bre Wirabhumi yang Terpancung. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id. HP (maaf SMS doeloe): 081226057173.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Olahraga dan Efek Karambol Hegemoni Bisnis

7 Desember 2016   01:21 Diperbarui: 7 Desember 2016   02:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ya. Olahraga, sebagaimana makna sederhananya ---suatu aktivitas yang dapat menyehatkan diri dari luar maupun dari dalam atau lebih dikenal dengan nama sehat jasmani rohani itu, bila bersentuh dengan pembisnis dan penghibur maka efek karambolnya, aduhai, sungguh luar biasa.

Tradisi cerita suskses penyelenggaraan event 4 tahunan Olympiade, Asian Games, PON, World Cup, dan event 2 tahunan Sea Games misalnya, adalah bukti nyata fenomena itu.

Efek adalah akibat. Sebagaimana obat, efek utamanya menyembuhkan, tapi ia juga memiliki efek samping.

Tak kurang, olahragapun demikian. Bahkan, terkadang justru efek sampingnya yang berkarambol dan menggelinding bak bola salju, melebihi pamor efek utamanya.

Bukan ‘sekedar’ menyehatkan, tapi pula menyangkut fenomena kegairahan para tetangga dan teman-teman saya itu, misalnya. Pun, bukan hanya linier pada garis efek postif saja, tapi juga mungkin negatif.

Pertanyaannya adalah mengapa dalam olahraga yang bernilai dasar sportifitas, efek-efek samping itu bisa terjadi?

Ya. Pada awal-awal perlu dijelaskan bahwa sejatinya, aktivitas sehari-hari kita selama ini ini dan sekarang inipun tanpa disadari itu sudah merupakan aktivitas berolahraga. Akan tetapi, karena determinasi bisnis, maka acapkali olahraga harus dikonsepsikan sebagai aktivitas fisik yang dilembagakan.

Argumentasinya, pertama, olahraga memerlukan aktivitas fisik dalam bentuk keahlian, keberanian dan pengerahan tenaga. Kedua, olahraga melibatkan persaingan berdasarkan seperangkat aturan resmi (Vic. Duke, University of Salford).

Dalam konteks konsepsi ini, kajian sosiologi olahraga (sociology of sport) berkembang dalam dua angel yang bersifat diametral. Namun dalam tataran empirik, keduanya justru sama-sama aktual dalam fenomena kekinian.

Teori fungsional berpandangan bahwa olahraga bermanfaat bagi masyarakat, karena dapat mendorong integrasi sosial, men-sosialisasikan individu agar mematuhi aturan, dan mem-fasilitasi pelepasan ketegangan dan menyalurkan sifat agresif.

Tema: Green, Clean dan Friendship, sebagaimana diusung Sea Games Myanmar 2013 yang lalu misalnya, jelas salah satu bukti up-date teori ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun