Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru & Penulis tentang Healing, Self Awareness

Guru & Penulis. Tertarik pada tema Healing dan Self Awareness. Aktif berbagi opini di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Healing the Heart (Seri 5) Hidup Dalam Kekinian

23 September 2025   21:36 Diperbarui: 23 September 2025   21:36 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bukunya novel Cinta Diam, Khodijah menuturkan kisah seekor kuda yang mengalami trauma mendalam. Kuda itu pernah menjadi kebanggaan pemiliknya, tetapi suatu peristiwa membuatnya terguncang. Trauma tersebut tidak hanya melumpuhkan kuda, tetapi juga mempengaruhi hidup penunggangnya. Sang pemilik, yang seharusnya merawat dan menuntun dengan akal sehat, justru ikut terperangkap dalam ketakutan dan rasa bersalah yang berkepanjangan. Sejak itu, hari-hari mereka dilalui dalam keterpurukan, dan fungsi akal yang dalam kisah ini dilambangkan oleh penulisnya ibarat kuda.

Namun, jalan hidup membawa kuda itu pada perubahan. Karena sang pemilik lama tidak lagi mampu merawatnya, kuda dijual kepada seorang gadis, cucu sahabat neneknya. Bersama pemilik barunya, kuda itu menemukan kehidupan yang berbeda. Ia dirawat dengan penuh kasih, diperhatikan kesehatannya, diajak berinteraksi, hingga perlahan trauma yang lama mengikatnya pun sirna. Kuda itu tumbuh setia, siaga, bahkan seolah memahami bahasa pemilik barunya. Ia memposisikan dirinya untuk melayani, menemani, dan menghibur dengan tulus.

Kuda itu benar-benar melupakan masa lalu yang kelam, dan menganggap pemilik barunya sebagai satu-satunya yang patut dipuja. Hidupnya kini berada dalam kebahagiaan dan kesetiaan, sebuah metafora bahwa akal pun akan sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya bila dirawat dengan baik dalam kehidupan kekinian, bukan terikat pada luka masa lalu.

Kawan pernahkah kita merasa seperti kehilangan kendali atas diri kita sendiri?

Seperti seekor kuda yang dulu pernah trauma, langkahnya terhenti, penuh ketakutan, bahkan membahayakan penunggangnya. Kini ia kembali dan bisa berlari bahkan bisa diikuti sertakan untuk kembali bertanding lagi

Kisah kuda itu adalah cermin bagi kita. Pemiliknya, yang sarat luka dan kebingungan, bahkan merasa tidak mampu lagi merawat ingin menyerah. Namun ketika semua itu disadari. Trauma lama pun perlahan memudar. Trauma masa lalu tidak lagi penting, sebab yang berarti adalah saat ini tempat dimana ia hidup, tumbuh, dan mengabdi.

Begitu pula dengan kita semua. Akal adalah kendaraan berharga. Jika terus terikat pada masa lalu, ia akan lumpuh dan kehilangan fungsinya. Namun bila dirawat dengan kesadaran penuh, ia akan mengantar kita menuju hidup yang lebih utuh dan bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun