Mohon tunggu...
Khilya MileniT
Khilya MileniT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Petarangan

29 November 2021   08:43 Diperbarui: 29 November 2021   08:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Petani di Desa Petarangan merana akibat harga bawang putih yang sangat anjlok. Dilansir dari Radar Semarang, per tanggal 16 Oktober 2021 total lahan pertanian yang ditanami bawang putih ada sekitar 300 hektare. Satu hektare lahan, petani bisa menghasilkan sekitar 6-10 ton bawang putih basah. Walau demikian, harga jual bawang putih dari hasil panen petani sangat rendah. Sekitar Rp 6.000-Rp 8.000 per kilogram bawang putih basah. Jika kering, per kilonya hanya dibandrol harga Rp 15.000. Padahal dulu bisa sampai Rp 60.000. Meski anjlok, Jumarno sebagai Kepala Desa Petarangan menegaskan petani setempat tidak akan berhenti menanam bawang putih. Daerah setempat dikenal sebagai penghasil bawang putih terbesar di Kabupaten Temanggung (radarsemarang.jawapos.com).

Kami mewawancarai salah satu warga Desa Petarangan yaitu Oky Saputra mengenai pendapatan warga setelah adanya pandemic Covid-19. "Pendapatan warga Desa Petarangan menurun akibat Covid-19 ini, hal ini disebabkan karena harga hasil pertanian yang menurun drastis. Hasil pertanian tersebut yaitu bawang putih, bawang merah dan cabai yang harganya tidak sebanding dengan biaya penanaman dan perawatannya" ujar Oky. "Selain itu, penjualan hasil panen tembakau yang diharapkan memiliki harga tinggi karena mengingat bahwa Temanggung merupakan salah satu penghasil tembakau terbaik, ternyata tidak laku dan warga banyak mengalami kerugian" tambah Oky. Oky sangat menyayangkan pada saat panen raya harga bawang putih, bawang merah dan cabai menurun, namun setelah panen raya selesai harganya kembali naik.

Petani di Desa Petarangan merana akibat harga bawang putih yang sangat anjlok. Dilansir dari Radar Semarang, per tanggal 16 Oktober 2021 total lahan pertanian yang ditanami bawang putih ada sekitar 300 hektare. Satu hektare lahan, petani bisa menghasilkan sekitar 6-10 ton bawang putih basah. Walau demikian, harga jual bawang putih dari hasil panen petani sangat rendah. Sekitar Rp 6.000-Rp 8.000 per kilogram bawang putih basah. Jika kering, per kilonya hanya dibandrol harga Rp 15.000. Padahal dulu bisa sampai Rp 60.000. Meski anjlok, Jumarno sebagai Kepala Desa Petarangan menegaskan petani setempat tidak akan berhenti menanam bawang putih. Daerah setempat dikenal sebagai penghasil bawang putih terbesar di Kabupaten Temanggung (radarsemarang.jawapos.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun