Mohon tunggu...
Khilya MileniT
Khilya MileniT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Petarangan

29 November 2021   08:43 Diperbarui: 29 November 2021   08:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 atau yang biasa disebut virus corona sudah menjadi perhatian public sejak kemunculannya di Tiongkok pada awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa yang diakibatkan oleh virus ini mencuri perhatian berbagai negara, tidak terkecuali negara Indonesia. Munculnya pandemi Covid-19 berdampak pada beberapa bidang, terutama bidang ekonomi. Dampak ekonomi ini berdampak luas ke seluruh wilayah Indonesia, maka dari itu pemerintah mengupayakan dan mengambil langkah tegas agar dampak ekonomi ini tidak semakin meluas (Erni, 2020).

Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah adalah social distancing. Social distancing berarti upaya mengurangi kontak atau menjaga jarak dengan banyak orang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penularan virus mengingat bahwa virus ini mudah menular melalui air liur. Selain itu, kebijakan ini juga digunakan untuk mengatasi tekanan dari angka beban pada layanan kesehatan. Kebijakan tersebut dilakukan dengan menjalankan aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja, kegiatan keagamaan dan lain-lain di rumah.

Pandemic Covid-19 ini juga tentunya berdampak pada kegiatan-kegiatan perkuliahan. Semua kegiatan offline diganti menjadi kegiatan online, seperti PPL, KKL, KKN dan lain-lain. UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan KKN yang merupakan kegiatan tahunan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa S1 UIN Walisongo Semarang. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dalam berbagai bidang, antara lain bidang moderasi beragama, relasi agama dan kesehatan, pendidikan dan dakwah keagamaan berbasis walisongo, kepedulian lingkungan, kepedulian covid-19, serta kesetaraan gender. Di UIN Walisongo sendiri, Kuliah Kerja Nyata (KKN) terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu KKN Reguler, KKN Non reguler, dan KKN Mandiri.

Pada awal Oktober 2021, UIN Walisongo mengadakan KKN Reguler yang ke-77. KKN dilaksanakan secara daring dari rumah yaitu sejak 05 Oktober -- 18 November 2021 (45 hari). Pada masa pandemi covid-19 saat ini, UIN Walisongo Semarang memberlakukan kegiatan KKN secara online dari rumah masing-masing. Meskipun begitu, kegiatan KKN boleh dilakukan secara offline, asalkan tidak mendirikan posko tetap sebagai tempat tinggal mahasiswa. Basecamp boleh ada, namun hanya sebatas untuk tempat berdiskusi saja.

Kelompok 98 yang beranggotakan 15 orang, melakukan kegiatan offline KKN di Desa Petarangan, Kledung, Temanggung, Jawa Tengah. Kegiatan offline dilakukan dengan tetap mematuhi dan menjalankan prokes yang sangat ketat. Kegiatan offline KKN yang dilakukan bersama kelompok antara lain, pengajian maulid Nabi Muhammad SAW, perlombaan hari santri, dan penanaman pohon di puncak Botorono.

Desa Petarangan merupakan desa yang memiliki 5 dusun yang terdiri dari 5 Rukun Warga (RW) dan 32 Rukun Tetangga (RT) dan terdapat 1.121 Rumah Tangga. Jumlah penduduk yaitu 3.625 jiwa yang terdiri dari 1.833 jiwa laki-laki dan 1.792 jiwa perempuan (Laman Temanggung, 2017).

Selama kegiatan offline di Desa Petarangan, kami mengamati bagaimana keadaan ekonomi masyarakat. Sebagian besar, masyarakat desa bekerja sebagai petani. Namun ada juga yang bekerja sebagai peternak, pekerja bangunan, jasa angkut, dan lain-lain. Masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani, biasanya menanam tanaman pangan, tanaman sayur dan tanaman perkebunan. Tanaman pangan yang dikembangkan di desa ini adalah padi dan jagung. Tanaman sayuran yang dikembangkan berupa bawang putih, bawang merah, kacang merah, cabai, sawi dan kubis. Sedangkan tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa tembakau. Untuk peternak di desa ini mengembangkan sapi, kelinci, kambing, ayam buras dana yam ras (Laman Temanggung, 2017).

Program nasional salah satunya adalah sawsembada bawang putih. Kebutuhan konsumsi akan bawang putih begitu tingginya, sementara produksi secara nasional belum bisa mencukupi. Tentu saja jawaban paling mudah permasalahan ini adalah dengan melakukan impor. Impor bawang putih dilakukan dari negara China dan India, dan tentu saja berpengaruh terhadap neraca perdagangan.

Jargon Indonesia adalah negara agraris dengan fakta bahwa kita masih melakukan impor produk pertanian. Hal ini terasa ironis dan sangat mengganggu harkat martabat sebagai bangsa. Upaya pemerintah pusat dengan program Kemeterian swasembada bawang putih telah mengalami koreksi. Di awal ditargetkan tahun 2019 swasembada bawang putih bisa swasembada. Target swasembada bawang putih mundur menjadi tahun 2021.

Kabupaten Temanggung ditunjuk sebagai kawasan pengembangan bawang putih, selain Sembalun, Nusa Tenggara Barat. Temanggung menjadi wilayah dengan luasan terluas tanaman bawang putih se-Indonesia yaitu 1.900 ha. Hal ini menjadikan harapan kesuksesan swasembada bawang putih bertumpu salah satunya dengan keberhasilan program yang ada di Temanggung yaitu di Desa Petarangan (DKPPP Temanggung).

Dilansir dari financedetik.com pada 28 Maret 2019, Kabupaten Temanggung merupakan sentra nasional penghasil bawang putih kedua setelah Lombok Timur, NTB. Lahan seluas 3.300 hektare ditanami bawang putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun