Mohon tunggu...
Titi Suwarti
Titi Suwarti Mohon Tunggu... -

just a mom

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sedihnya Kalau Anak Sakit....

21 Oktober 2014   17:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:15 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu di belahan bumi manapun kalau anaknya sakit pasti akan sangat sedih, dengan catatan kalau ibu itu normal ya hehehe... soalnya banyak sekali berita kekerasan kepada anak bahkan pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri. Cerita tentang anak sakit, hal ini aku alami minggu kemarin, selama enam hari anak perempuankua harus di opname di rumah sakit karena diare.

Mungkin ini salahku , pas hari sabtu keluarga besar berangkat kondangan ke Grobogan, oya posisiku di Banjarnegara ya... . Waktu itu ada feeling kalau seharusnya Lila yang masih berumur 9 bulan gak usah ikut, karena perjalanan yang cukup jauh,aku takutnya dia kelelahan. Tapi mbah kakungnya ngeyel, minta cucu kesayanganya tetep ikut. Akhirnya aku dan suami terpaksa mengalah... maka pergilah kami semua ke Grobogan.

Perjalanan berangkat cukup lama, sekitar 8,5 jam karena beberapa kali harus istirahat sholat dan makan. Di perjalanan berangkat Lila mabok sekali, aku pikir wajar maklum dia belum pernah melakukan perjalanan sejauh ini. Sampai disana jam 10 malam suasana sangat ramai, maklum lah yaa namanya juga orang hajatan dan alhasil my Lila baru bisa tidur menjelang subuh.Aku mulai khawatir, dan benar saja, besoknya dia gak mau makan dan sangat rewellll tambah lagi cuaca di sana yang luarrrr biasa panas menurutku... setidaknya kalau dibandingkan denga tempat tinggalku.

Minggu sore kami kembali pulang ke Banjar, di jalan Lila beberapa kali muntah, sampai di rumah kira-kira jam 7 malam, dan kembali dia sulit tidur di tambah sering buang air besar dan muntah. Wah... bener-bener feeling ku terjadi.... Pagi sekali sebelum subuh dia kubawa ke rumah sakit terdekat, tapi di tolak bahkan kata dokternya anakku tidak apa-apa tidak perlu di infus. Berbekal info itu kamipun pulang.

Hari itu hari senin, seharusnya ak dan suami ngantor, tapi hanya suamiku yang berangkat bekerja karena kondisi Lila yang muntah-muntah terus... Menjelang dzuhur akhirnya putri kecilku aku bawa lagi ke rumah sakit, bukan yang tadi tapi ke RS Emanuel karena kondisinya tidak ada perubahan dari tadi pagi.

Sampai disana ternyata Lila sudah dehidrasi dan venanya sudah kempes kalau menurut perawat dan dokternya. Rasanya bener-bener pengin marahhh ke dokter yang tadi pagi bilang kalau Lila gak apa-apa dan menyuruh kami pulang. Proses pemasangan selang infus menjadi hal yang sangat mengerikan untuk Lila... bayangkan saja... dari jam 1 siang sampai jam 8 malam itu baru jadi.. itu pun setelah menggunakan vena seksi dannn gagallll... sampai perawat dan dokter mengatakan kalau keberhasilan itu adalah mukjizat.

Hufffftttt... stres mendampingi di dedek pasang infus selesai....Perjuangan selanjutnya adalah menemani Lila di rumah sakit selama 6 hari.... berdua bersama suami ijin untuk tidak masuk kerja demi putri kecil kami. Di satu sisi, saat itu merupakan moment yang sangat menyedihkan untuk kami, terutama untuk saya ibunya yag tidak dapat setiap hari menemaninya, memantau tumbuh kembang putri kami, namun di sisi lain saat itu adalah moment yang menyatukan keluarga kecil kami.

Melihat anak tersayang sakit adalah kesedihan yang teramat sangat, seandainya bisa aku ingin kesakitanya berpindah saja padaku, biarlah ibunya saja yang menangggungnya. Terbersit juga rasa sangat bersalah selama ini setiap hari kecuali hari minggu harus meninggalkanya untuk bekerja, waktu bersamanya tinggal malam hari itupun sebentar karena dia sudah kelelahan dan akhirnya tertidur.

Untuk putri kecilku... maafin mama yaaa gak bisa setiap hari harus bersamamu, percayalah semua mama lakukan untukmu. peluuukkkk :*

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun