Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pacaran Menjadi "Budaya"

7 Mei 2017   16:29 Diperbarui: 14 November 2017   20:44 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mkhoirudinfs.wordpress.com

Aset terbesar Negara adalah generasi muda, karena pemuda sebagai agen perubahan masa depan. Baik-buruknya suatu negara dapat dilihat dari pemuda-pemudinya, apabila negara tidak dapat mendidik generasi muda yang terjadi hanya menjadi benalu di masa depan. Salah satunya di Indonesia, pacaran menjadi suatu ajang kewajiban menuju suatu pernikahan, walaupun tidak semua remaja tetapi mayoritas dari mereka memiliki orientasi demikian. Sehingga pacaran pun menjadi suatu budaya, mereka berlomba-lomba mencari, sesekali diunggah di sosial media yang menyatakan relationship goal bahkan melakukan hal konyol bersama pasangannya. 

Mengapa ini terjadi di Negara mayoritas Islam terbesar? Pertanyaan tersebut sebagai renungan bagi seluruh pemuda Indonesia khusunya yang beragama Islam. Pernah diadakan Survei oleh Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 menyatakan bahwa perilaku pacaran zaman sekarang dinilai mengkhawatirkan.

 Menurut badan SKRRI perilaku remaja berpacaran sebelum menikah dapat dibagi menjadi tiga kategori: Pertama, sebanyak 29,5 persen remaja pria dan 6,2 persen remaja wanita pernah meraba atau merangsang pasangannya. Kedua, Sebanyak 48,1 persen remaja laki-laki dan 29,3 persen remaja wanita pernah berciuman bibir. Sebanyak 79,6 persen remaja pria dan 71,6 persen remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pasangannya.

Demikian survei yang dilakukan pada tahun 2012, dan bagaimana sekarang di tahun 2017. Selain itu, dinyatakan bahwa umur berpacaran untuk pertama kali paling banyak adalah 15-17 tahun, yakni pada 45,3 persen remaja pria dan 47,0 persen remaja wanita dan dari seluruh usia yang disurvei yakni 10-24 tahun, cuma 14,8 persen yang mengaku belum pernah pacaran sama sekali. Kemungkinan besar pemuda saat ini sudah merasakan pacaran, yang membedakan hanya tingkatan-tingkatan pacarannya saja. Kalian sudah dalam tingkatan mana wahai pemuda?

Sudah saatnya kita sadar wahai pemuda, bahwasannya hukum berjabat tangan dengan wanita bukan muhrim adalah Haram, apalagi melakukan lebih dari itu, seperti yang diriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Lebih baik kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” 

Lalu diriwayatkan Umaimah binti Ruqaiqah ra, ia berkata Rasulullah SAW, “Sesungguhnya aku tidak menjabat tangan wanita. Sesungguhnya ucapanku untuk seratus wanita sama seperti ucapanku untuk satu orang wanita (yakni dalam membaiat mereka).”

Dan diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Amru ra, bahwasannya Rasulullah SAW tidak pernah menjabat tangan wanita ketika mengambil baiat (dari para wanita).”

Ditambah dengan riwayat dari ‘Aisyah ra, ia berkata: “Demi Allah, tangan Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita ketika membaiat. Beliau membaiat mereka hanya dengan ucapan: ‘Aku telah membaiatmu untuk ini dan ini’.”

Dari empat riwayat tersebut menyatakan bahwa pengharaman berjabat tangan dengan wanita (yang bukan mahram) karena  termasuk menyentuh. Masihkah ragu dengan apa yang telah diriwayatkan secara shahih oleh Rasulullah SAW. Karena pacaran bukan berbicara masalah budaya buruk, melainnya terkait dengan syariat ajaran Islam. Maka, tren mode pemuda seharusnya dihabiskan untuk berprestasi bukan untuk pacaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun