Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tarif impor sebesar 32% terhadap berbagai produk dari Indonesia. Tarif ini jauh lebih tinggi dibandingkan tarif dasar universal sebesar 10%, dan menjadi salah satu faktor yang memperburuk dampak perang dagang terhadap perekonomian nasional.
Perang dagang antara negara-negara besar, terutama Amerika Serikat dan China, telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global. Salah satu dampak paling mencolok adalah kenaikan harga emas. Ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan oleh kebijakan tarif dan hambatan perdagangan mendorong masyarakat global untuk menjadikan emas sebagai aset lindung nilai.
Menurut Dato Louis Wira Ng, Presiden Malaysia Gold Association dan CEO Public Gold, kenaikan harga emas dipicu oleh berbagai faktor global. "Ketidakpastian ekonomi membuat emas menjadi pilihan utama bagi banyak investor. Melemahnya nilai dolar AS akibat perang dagang juga mendorong peningkatan permintaan emas di berbagai negara," ujarnya.
Di Indonesia, kenaikan harga emas berdampak signifikan pada berbagai sektor. Bagi masyarakat yang berpengelolaan keuangan dalam emas, lonjakan harga ini menguntungkan karena nilai aset mereka meningkat. Namun, bagi industri perhiasan, kenaikan harga emas menjadi tantangan besar. Biaya produksi meningkat, yang dapat mengurangi daya saing produk perhiasan Indonesia di pasar domestik dan internasional.
Selain itu, meningkatnya harga emas juga berdampak pada sektor keuangan. Banyak investor lokal beralih ke emas sebagai aset aman, sehingga mengurangi minat terhadap instrumen pengelolaan keuangan lain seperti saham dan obligasi. Hal ini dapat mempengaruhi likuiditas pasar modal di Indonesia.
Pemerintah Indonesia juga harus mempertimbangkan dampak kenaikan harga emas terhadap cadangan devisa negara. Bank Indonesia sering kali menggunakan emas sebagai salah satu instrumen cadangan devisa untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kenaikan harga emas dapat menjadi keuntungan jika cadangan emas meningkat, namun juga bisa menjadi tantangan jika harga terus berfluktuasi secara tajam.
Dato Louis Wira Ng menambahkan bahwa kondisi ini harus disikapi dengan bijak oleh pemerintah dan pelaku ekonomi. "Kenaikan harga emas memang memberikan peluang investasi, tetapi juga harus diimbangi dengan strategi ekonomi yang baik untuk menjaga stabilitas," katanya.
Secara keseluruhan, perang dagang berperan besar dalam mendorong kenaikan harga emas, yang berdampak langsung terhadap ekonomi Indonesia. Ketidakpastian ekonomi, fluktuasi mata uang, dan kebijakan moneter global menjadi faktor utama dalam dinamika harga logam mulia ini. Oleh karena itu, pemantauan terhadap kondisi global dan kebijakan ekonomi yang adaptif menjadi kunci dalam menghadapi dampak dari lonjakan harga emas ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI