Mohon tunggu...
Khanan Yusuf
Khanan Yusuf Mohon Tunggu... freelance writer

perpaduan antara bidadari, astronot dan film india, data dan empati, antara rapat dan rebahan, antara policy brief dan lontong ndekem dari Pemalang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cerita tentang Lembaga Antariksa Indonesia

6 Mei 2025   12:41 Diperbarui: 7 Mei 2025   12:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
logo LAPAN(Sumber: LAPAN)

LAPAN: Cerita tentang Lembaga Antariksa Indonesia
Pernahkah kamu membayangkan bahwa Indonesia memiliki lembaga yang khusus menangani segala hal tentang luar angkasa? Mungkin kita lebih sering mendengar NASA dari Amerika, tetapi tahukah kamu kalau Indonesia juga punya 'NASA versi Indonesia'? Namanya adalah LAPAN.

LAPAN merupakan singkatan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Lembaga ini didirikan pada tahun 1963 dengan tugas utama untuk mengembangkan teknologi di bidang penerbangan dan antariksa. Saat itu, semangat bangsa Indonesia yang baru merdeka sangat tinggi untuk mengejar ketertinggalan, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi luar angkasa.

Banyak orang mengira bahwa luar angkasa hanya urusan negara besar. Tapi LAPAN membuktikan bahwa negara berkembang seperti Indonesia pun bisa ikut menjelajah langit. Meski belum mengirim manusia ke luar angkasa, LAPAN sudah membuat banyak terobosan penting yang berdampak besar untuk kehidupan sehari-hari kita.

Salah satu kontribusi besar LAPAN adalah dalam pengembangan satelit. Indonesia telah berhasil membuat satelit sendiri, seperti LAPAN-A1, LAPAN-A2, dan LAPAN-A3. Satelit-satelit ini tidak hanya simbol kebanggaan, tetapi juga punya fungsi nyata: mulai dari memantau kebakaran hutan, kondisi pertanian, cuaca, hingga pergerakan kapal di laut. Informasi dari satelit ini sangat berguna untuk pemerintah dan masyarakat dalam mengambil keputusan.

Selain satelit, LAPAN juga mengembangkan teknologi roket. Roket-roket seperti RX-100, RX-250, dan RX-320 pernah diuji coba oleh LAPAN. Tujuannya bukan untuk perang, tapi untuk riset atmosfer dan sebagai latihan kemampuan teknis anak bangsa. Bayangkan, dari sebuah lokasi peluncuran di daerah Garut, Jawa Barat, roket buatan anak negeri bisa melesat ke langit demi ilmu pengetahuan!

LAPAN juga berperan penting dalam pengamatan cuaca dan bencana alam. Lewat teknologi penginderaan jauh, mereka bisa memantau titik-titik panas di hutan yang rawan kebakaran, memetakan wilayah yang rawan banjir, atau mengamati pergerakan awan badai. Informasi ini kemudian diteruskan ke berbagai instansi dan lembaga penanggulangan bencana untuk tindakan lebih lanjut.

Yang menarik, LAPAN juga sangat peduli pada pendidikan. Mereka membuka kunjungan edukatif untuk siswa sekolah, membuat program lomba roket air, bahkan menyediakan data dan gambar satelit gratis untuk keperluan pendidikan dan penelitian. Anak-anak yang berkunjung ke fasilitas LAPAN bisa melihat langsung bagaimana satelit bekerja, bagaimana roket dirakit, dan bagaimana ilmuwan Indonesia bekerja keras di balik layar.

Namun pada tahun 2021, terjadi perubahan besar. Pemerintah Indonesia membentuk lembaga baru bernama BRIN atau Badan Riset dan Inovasi Nasional. Semua lembaga riset, termasuk LAPAN, digabungkan ke dalam BRIN. Artinya, secara kelembagaan, nama LAPAN tidak lagi berdiri sendiri, tetapi fungsinya tetap ada. Peneliti, insinyur, dan program-program LAPAN masih berjalan, hanya berada di bawah naungan BRIN.

Bagi sebagian orang, perubahan ini mungkin membuat LAPAN seperti menghilang. Tapi sejatinya, semangat LAPAN tetap hidup. Ilmuwan dan teknologinya masih bekerja demi mewujudkan kemandirian Indonesia di bidang antariksa. Impian Indonesia untuk punya pusat peluncuran satelit sendiri, atau bahkan bekerja sama dalam misi internasional ke bulan atau Mars, bukanlah hal mustahil jika kita terus mendukung para peneliti ini.

Mengapa semua ini penting? Karena dunia saat ini sangat tergantung pada teknologi luar angkasa. Satelit digunakan untuk komunikasi, internet, GPS, pemantauan lingkungan, dan pertahanan. Jika Indonesia bisa mengembangkan teknologi sendiri, maka kita tidak perlu bergantung pada negara lain. Kita bisa menjaga data kita, mempercepat pembangunan, dan memperkuat kedaulatan nasional.

Lebih dari itu, LAPAN mengajarkan kita bahwa mimpi sebesar langit bisa dimulai dari bumi sendiri. Dengan semangat belajar, ketekunan, dan kerja sama, bangsa Indonesia mampu menembus batas langit. Kini, tugas kita adalah menjaga dan melanjutkan warisan ilmu itu --- agar generasi mendatang bisa terinspirasi untuk terus bermimpi, meneliti, dan berinovasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun