Mohon tunggu...
Khanan Yusuf
Khanan Yusuf Mohon Tunggu... freelance writer

perpaduan antara bidadari, astronot dan film india, data dan empati, antara rapat dan rebahan, antara policy brief dan lontong ndekem dari Pemalang

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya - Cerita Penuh Hikmah dari Seorang Biksu yang Menyentuh Jiwa dan Sejalan dengan Nilai Islam

2 Mei 2025   22:15 Diperbarui: 8 Mei 2025   10:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku si cacing dan kotoran kesayangannya (https://blogger.googleusercontent.com/)

Judul Buku : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya

Penulis: Ajahn Brahm

Penerbit: Awareness Publication (terjemahan bahasa Indonesia)

Kategori: Pengembangan Diri, Spiritualitas Universal, Refleksi Kehidupan

Kebijaksanaan yang Lintas Agama

Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya ditulis oleh Ajahn Brahm, seorang biksu Buddhis asal Inggris yang terkenal dengan gaya mengajarnya yang ringan, penuh humor, dan sangat membumi. Meskipun berasal dari latar Buddhis, nilai-nilai dalam buku ini sangat universal dan banyak selaras dengan ajaran Islam, terutama dalam hal kesabaran, penerimaan takdir, bersyukur, serta hidup dengan kesadaran penuh (khusyuk).

Buku ini berisi 108 cerita pendek, masing-masing berdiri sendiri, dan dapat dibaca secara acak. Cerita-cerita ini diambil dari pengalaman pribadi Ajahn Brahm selama menjadi biksu, dari kehidupan umatnya, hingga observasi lucu tentang dunia modern.

Apa yang membuat buku ini istimewa adalah gaya penceritaan yang ringan, penuh humor, dan tetap menggugah. Tanpa menggurui, setiap kisah mengajak pembaca untuk merenungi makna kesabaran, penerimaan, kebahagiaan sejati, dan pengampunan.

Salah satu cerita paling terkenal adalah tentang si cacing yang hidup nyaman di tumpukan kotoran. Ajahn Brahm menggunakan cerita ini sebagai metafora bahwa sering kali manusia justru melekat pada penderitaan dan luka batin, menjadikannya "kotoran kesayangan" yang sulit dilepaskan. Padahal, hanya dengan melepaskan, seseorang bisa benar-benar merdeka secara batin.

Gaya Bahasa dan Pesan Moral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun