Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naskah Monolog: Cahaya Tumbuhan

21 November 2019   00:14 Diperbarui: 21 November 2019   00:26 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan tiba-tiba pemuda itu merasakan sesak nafas, seakan-akan baying-bayang itu telah mengeluarkan nafas ke dalam hidung pemuda itu, tetapi pemuda itu tidak mau menyerah, dia terus mencoba untuk melawan bayangan-bayangan itu

"Keparat, apa yang kau inginkan dariku?, apa yang kau cari?, aku ini hanya manusia yang tinggal hanya seorang diri di hutan belantara ini, aku hanya manusia yang terlena oleh nafsu-nafsu duniawi, aku hanya manusia kotor dalam pikiran dan jasmani, apa yang kau mau?, Apa yang kau perebutkan?, di dalam diriku hanya ada iblis dan hewan, asal kamu tau, pikiran ku tentang malaikat hanya segede upil, malah lebih kecil dari itu

Pemuda itu terus menceritakan dirinya yang pernah ia sendiri tahu siapa dirinya, seolah-olah itu semua prestasinya dan suatu kebanggaannya di situ

"tetapi suatu saat hutan belantara ini akan ku jadikan surga untuk diriku, kamu tahu? Jadi jangan ganggu aku untuk mencapainya, surga itu sudah dekat, ia sudah terlihat, jangan kau berani-berani menjegalku dan menjauhkan cahaya itu

Pemuda itu perlahan-lahan berputar putar berjaga-jaga sembari melirik dimanakah bayangan-bayangan itu bersembunyi. Ketika ia melihat depan bayangan itu seakan-akan di belakang, ketika ia melihat kiri bayangan-bayangan itu berada di sebelah kanan menjadi satu, seolah-olah bayangan-bayangan itu bersekongkol, lalu menembak pemuda itu mengenai perutnya.

Pemuda itu merintis merasa kesakitan sementara darah di sekujur perutnya terus mengeluarkan darah.

Selesai...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun