Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naskah Monolog: Cahaya Tumbuhan

21 November 2019   00:14 Diperbarui: 21 November 2019   00:26 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Naskah Monolog

Cahaya Tumbuhan 

Karya: Khalqinus Taaddin (sering di panggil Aden)

Seorang pemuda yang penuh dengan kebuntuan, dengan pikiran yang absurd penuh dengan ilusi, pikiran yang penuh dengan kekosongan, penuh kecemasan yang membuatnya melawan dunia tidak sangat konsisten, rasa cemas itu selalu menghantuinya

Dengan latar tempat hutan belantara tetapi yang ada hanya satu pepohonan di sampingnya,dengan hanya batang yang tersisa, daun-daunnya rontok kering, hutan itu tak pernah terjamah oleh setiap orang, ia hanya seorang diri dengan perasaan yang sunyi dan sepi dengan penuh rasa cemas dan ketakutan akan dunia ini, perlahan ia berjalan pelan-pelan langkah demi langkah, ia menyeret dedaunan-dedaunan yang berserakan yang telah gugur dari batangnya

"Hey, apa ada orang disana?

"Hey apa ada hewan disana?

"Hey apa ada tumbuhan disana?,

Pemuda itu mondar-mandir mengelilingi tumbuhan tersebut sembari melihat-lihat dan apakah ada orang di sekitarnya

"Hey, apa yang telah kau lakukan terhadap tumbuhan-tumbuhan yang ada di sini, apa kau tidak merasa belas kasihan dengan tumbuhan ini yang hanya seorang diri. Pengecut!

"(pemuda itu tiba-tiba marah sendiri), he coba kalian lihat, sekarang, sekarang!,Lihat, lihat tumbuhan ini sekarang hanya seorang diri, kerabat-kerabatnya, saudara-saudaranya telah musnah semua, tumbuhan juga punya kerabat-kerabat, saudara-saudara sama seperti manusia untuk mencari kehidupan, bahkan tumbuhan ini menginginkan lebih banyak yang subur-subur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun