Mohon tunggu...
Khalila S
Khalila S Mohon Tunggu... Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional

Writing Occasionally

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kapitalisme dan Budaya Burnout

29 April 2025   08:27 Diperbarui: 29 April 2025   08:27 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melawan mitos produktivitas tak terbatas: Kita perlu mencabut keyakinan bahwa nilai seseorang hanya ditentukan dari produktivitasnya. Manusia bukan mesin, dan hidup tidak bisa diukur dari output ekonomi semata.

Self-care bisa menjadi titik awal untuk memulihkan diri dari tekanan kehidupan modern. Tapi ia tidak cukup untuk mengubah akar masalah yang menciptakan burnout. Dalam sistem kapitalisme yang terus mendorong produktivitas tanpa henti, kelelahan bukan pengecualian, melainkan konsekuensi yang logis.

Jika kita ingin benar-benar sembuh, kita seharusnya berani bertanya: siapa yang diuntungkan dari kelelahan kita? Dan apa yang bisa kita ubah secara kolektif agar istirahat dan kesejahteraan bukan menjadi komoditas, tapi menjadi hak semua orang?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun