Mohon tunggu...
Khalila S
Khalila S Mohon Tunggu... Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional

Writing Occasionally

Selanjutnya

Tutup

Financial

WTO dan Paradoks Globalisasi

28 April 2025   20:18 Diperbarui: 28 April 2025   20:40 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Oleh karena itu, reformasi WTO bukan hanya perlu, tapi mendesak, baik dari segi struktur kelembagaan maupun isi aturan. Beberapa langkah reformasi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Memperbaiki fungsi Dispute Settlement Body (DSB): Badan ini harus kembali independen dan dapat berfungsi secara penuh. Pengangkatan hakim banding tidak boleh dijadikan alat tekanan politik. Tanpa mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif, WTO akan kehilangan fungsi utamanya sebagai penegak aturan perdagangan global.

  • Revisi terhadap TRIPS (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights): Aturan perlindungan hak kekayaan intelektual perlu lebih fleksibel, terutama dalam situasi darurat global seperti pandemi atau krisis iklim. Perlindungan paten harus seimbang antara insentif bagi inovator dan kebutuhan publik akan akses terhadap teknologi penting, termasuk obat-obatan dan vaksin.

  • Memperkuat dukungan teknis bagi negara berkembang: WTO perlu menyediakan bantuan teknis dan pelatihan agar negara-negara berkembang bisa lebih aktif dalam perundingan. Ini termasuk dukungan hukum, ekonomi, dan diplomasi perdagangan.

  • Peningkatan transparansi dan partisipasi: WTO harus memperbaiki mekanisme konsultasi dan pengambilan keputusan agar lebih terbuka dan inklusif. Negara-negara berkembang harus memiliki ruang yang lebih besar untuk menyuarakan kepentingannya, dan proses negosiasi harus dirancang agar tidak memihak kekuatan besar saja.

  • Pembaruan regulasi sesuai kebutuhan zaman: WTO perlu mulai membahas dan menyusun aturan baru yang menjawab tantangan abad ke-21. Termasuk di dalamnya adalah kerangka kerja untuk perdagangan digital dan e-commerce, pengaturan emisi karbon dan perdagangan berbasis lingkungan (carbon border adjustment), serta pengawasan terhadap praktik monopoli teknologi global yang melibatkan perusahaan multinasional besar.

Tanpa reformasi menyeluruh yang menyentuh baik aspek prosedural maupun substantif, WTO akan sulit berfungsi sebagai platform perdagangan global yang adil dan relevan. Organisasi ini akan tertinggal oleh perkembangan zaman dan makin tidak dipercaya, khususnya oleh negara-negara berkembang yang paling membutuhkan sistem perdagangan global yang setara.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun