Mohon tunggu...
Khalid Walid Djamaludin
Khalid Walid Djamaludin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Social Researcher

My name is Khalid Walid Djamaludin. I am an Independent Social Researcher from PRODES Institute Indonesia. my research interests are Economic Anthropology, Political Economy, Corruption Studies, and Social Empowerment.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pandemi dan Kemunculan Konflik di Berbagai Belahan Dunia

1 Februari 2021   18:25 Diperbarui: 1 Februari 2021   18:38 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sementara itu, hancurnya harapan perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan, dan menambah kembali ketegangan antara kedua negara dipicu oleh diledakkannya kantor penghubung antar kedua negara di wilayah perbatasan pada 16 Juni 2020 (www.bbc.com). 

Selanjutnya, memanasnya konflik antara pro-demokrasi Hongkong dan Pemerintah berkuasa, juga ketegangan konflik masa anti-monarki Thailand untuk mendesak digantinya sistem monarki, menjadi sistem demokrasi. 

Kemudian, memanasnya hubungan Amerika Serikat dan China hingga saat ini, baik dalam sektor ekonomi, politik maupun militer walaupun pandemi tengah melanda dunia. 

Kemudian, ketegangan antara Iran dan Israel juga menjadi sebuah ancaman dunia. Perang Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nargorno-Karabakh yang dimulai pada pertengahan 2020 hingga berakhir pada 9 November 2020 dengan disepakatinya perjanjian damai antara kedua negara tersebut, di mana peristiwa tersebut banyak menimbulkan korban jiwa.

Tak hanya itu, di awal  2021 hingga kini, terdapat peristiwa -- peristiwa penting, seperti aksi unjuk rasa secara masif di India oleh para petani yang mengkritik aturan berkenaan dengan reformasi pertanian di India. Dan yang terkini adalah peristiwa kudeta militer Myanmar terhadap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi bersama Presiden Myanmar Win Myint, serta sejumlah tokoh senior partai yang berkuasa (Liga Nasional untuk Demokrasi/NLD). Hal ini menuai kecaman dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Dan konflik politik seperti ini dapat menyulut konflik yang lebih besar.

Tidak hanya di berbagai negara di dunia yang muncul konflik -- konflik di saat pandemi, Indonesia pada Oktober 2020 lalu juga menghadapi demo besar menolak disahkannya Rencana Undang -- Undang Cipta Kerja. Terlihat miris ketika di saat situasi pandemi, kemudian muncul sesuatu hal yang dapat menyulut terjadinya konflik. Di samping merugikan kedua kubu yang bertikai, kerusakan materil di mana -- mana akibat aksi penolakan, hal tersebut memicu lonjakan kasus positif Covid-19 di berbagai tempat yang pastinya terdapat kerumunan massa.

Menjadi ketakutan kita bersama, bahwa ketika telah bermunculan konflik -- konflik di samping krisis kesehatan, pandemi Covid-19, kemudian munculnya dinamika politik dan ekonomi negara -- negara di dunia yang menjurus pada munculnya Perang Dunia.

Berdasarkan konflik -- konflik yang terjadi di beberapa negara di dunia dalam masa pandemi, sejatinya yang harus menjadi konsensus bersama adalah persatuan dan kesatuan antar masyarakat, mengutamakan kooperatifisme daripada individualistik dan sifat egoistik, menghindari mengeluarkan kebijakan yang dapat menimbulkan pro-kontra di masyarakat dan lebih mengutamakan keadilan, dan bahu -- membahu dalam membantu mencegah penularan Covid-19 ini.

Dalam ajaran Islam, Allah berfirman dalam Surah Al-Maidah: ayat 3, yakni: "Dan janganlah kebencian suatu kaum mendorongmu melampaui batas karena mereka mencegah kamu dari Masjidil Haram. Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa; dan janganlah kamu tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya." Ayat ini sangatlah tepat untuk kita renungi bersama, bahwa tidak ada gunanya kita umat manusia membuat pertikaian satu sama lain, apalagi di saat situasi krisis kesehatan global yang sekarang manusia alami dan pahit ini.

Alangkah baiknya, para petinggi -- petinggi negara dan umat manusia melaksanakan kewajibannya memenuhi kebutuhan masyarakat dengan penuh keadilan dan kebebasan. Oleh karena itu, 9 fundamental perdamaian harus dijunjung tinggi, di antaranya: 

1) pengakuan kepada Sang Pencipta dapat menjalin persatuan antar umat beragama dan berkeyakinan; 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun