Khairunnisazputri || Pernah nggak sih, kamu merasa stres padahal nggak kekurangan barang? Lemari penuh, meja kerja penuh, notifikasi paket datang terus, tapi tetap aja ada rasa kosong dan gelisah? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang terjebak dalam gaya hidup konsumtif---tanpa sadar, kita beli barang bukan karena butuh, tapi karena kebiasaan, atau... ya, biar nggak ketinggalan tren.
Di Artikel ini, kita akan bahas tentang:
Kenapa kita jadi konsumtif
-
Apa dampaknya di masa depan
Cara mulai hidup lebih sadar dan minimalis
Yuk, simak sampai habis. Siapa tahu ini jadi titik balik buat hidupmu yang lebih tenang.
Kenapa Kita Jadi Konsumtif?
Jawabannya bisa macem-macem. Mulai dari tekanan sosial, iklan yang menggoda, algoritma media sosial, sampai perasaan ingin memberi "reward" buat diri sendiri. Bukan salah siapa-siapa juga sih. Sistemnya memang dirancang buat bikin kita ketagihan belanja. E-commerce kasih diskon tiap minggu, aplikasi dompet digital bikin proses belanja makin cepat, dan kita yang kecapean kerja, ngerasa wajar banget buat "balas dendam" lewat checkout.
Masalahnya, belanja jadi solusi instan buat rasa lelah atau bosan, tapi efeknya sementara. Rasa senang pas barang datang cuma bertahan sebentar. Habis itu? Kita pengen beli lagi.
Dampak Jangka Panjang dari Gaya Hidup Konsumtif
Kalau kebiasaan konsumtif dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa serius. Bukan cuma buat isi dompet, tapi juga buat mental dan lingkungan sekitar kita.