Mohon tunggu...
Khairunnisa Musari
Khairunnisa Musari Mohon Tunggu... lainnya -

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala" - Sayyid Quthb. Untuk artikel 'serius', sila mampir ke khairunnisamusari.blogspot.com dan/atau http://www.scribd.com/Khairunnisa%20Musari...

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Makanan Rakyat Tahu Tempe Pun Harus Dilibas oleh Mafia Importir

23 Juli 2012   15:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:42 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_202252" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: gemaswadaya.blogspot.com"][/caption] “Is, besok Ibu mau buat tahu campur. Ibu mau keluar dulu buat pesan tahu ya,” kata ibu saya tadi seusai tarawih.

“Eh, ini di Kompas bilang kalau tanggal 25 sampai 27 mau ada mogok produksi tahu tempe lho, Bu. Ini rencananya di Jakarta, tapi sepertinya bisa menyebar ke seluruh Indonesia,” jawab saya sambil makan tahu goreng.

Tahu... Tempe...

Di rumah Lumajang, tahu adalah makanan favorit saya yang hampir selalu dihidangkan dengan aneka rupa oleh Ibu saya. Mulai dari sekedar digoreng saja, dibuat sup tahu+jagung, tahu campur, tahu diaduk dengan telur, dan lain-lain. Sedangkan di rumah desa di Jember, tempe adalah makanan yang dihidangkan oleh Ibu mertua saya setiap pagi. Sejak saya menjadi mantunya, tak pernah tak sehari pun yang saya tak menemukan tempe goreng di meja makan. Bosan? Kok kayaknya ya enggak tuh ya! Semua lahap, apalagi ketika masih hangat...

[caption id="attachment_202253" align="alignright" width="300" caption="Sumber: bungas.com"]

1343057698109890274
1343057698109890274
[/caption] Ya, pemberitaan di media hari ini cukup mengejutkan saya. Biasanya saya selalu mendapat informasi dari Ibu atau yang bantu-bantu di rumah tentang harga-harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan. Saya belum mendengar sedikitpun tentang keluhan kenaikan harga atau kelangkaan tahu tempe dari mereka, kok ya tiba-tiba di Kompas hari ini diberitakan tentang adanya himbauan mogok produksi tahu tempe. Malam ini pun, berita online tentang rencana mogok produksi tahu tempe juga berseliweran. Tak salah lagi, berita paling aktual untuk hari ini adalah berita tahu tempe...

[caption id="attachment_202254" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: infomudah.blogspot.com"]

1343058396170651490
1343058396170651490
[/caption] Mmm, bisa dimaklumi jika pengrajin tahu tempe sampai nekat mengadakan mogok produksi. Mereka pasti benar-benar tercekik oleh harga kedelai yang menukik. Mengutip pernyataan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), lonjakan harga kedelai di dalam negeri belakangan ini sesungguhnya bukan hanya dipicu faktor eksternal harga kedelai dunia. Penyebab lainnya adalah permainan di dalam negeri oleh para importir kedelai yang selama ini menguasai kedelai impor. Saya ulangi sekali lagi ya, PENYEBAB LAINNYA ADALAH PERMAINAN DI DALAM NEGERI OLEH PARA IMPORTIR KEDELAI YANG SELAMA INI MENGUASAI KEDELAI IMPOR!!!

[caption id="attachment_202255" align="alignright" width="300" caption="Sumber: poskota.co.id"]

1343058509913665655
1343058509913665655
[/caption] Uppps, saking getunnya, tuh sampai saya buatkan dengan huruf kapital semua kalimat tersebut. Ya, gimana tidak getun. Wong penguasa impor kedelai di Indonesia itu hanya ada di tangan 5-6 importir besar!!! Ini sama seperti 8 naga penguasa impor garam dalam negeri yang semuanya ada di Surabaya. Bayangkan, jika pemerintah mau komit ngurusi impor garam, maka masalah garam nasional itu cukup dengan mengatasi 8 naga di Surabaya itu saja kan!!! Pakai logika sederhana mana pun, seharusnya hal tersebut relatif lebih mudah kan! Nah, ini yang kedelai hanya 5-6 importir saja. Tentu jalannya tidak terlalu ribet untuk mendudukkan 5-6 importir ini ketimbang jika jumlah mereka hingga ratusan atau puluhan kan!!!

Hmmfffhhh...

[caption id="attachment_202256" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: poskota.co.id"]

13430586391708877740
13430586391708877740
[/caption] Saya tidak tahu, mengapa makanan rakyat yang sudah paling sederhana ini masih juga harus menjadi bulan-bulanan permainan importir. Saya tidak habis pikir, mengapa makanan rakyat yang rasanya sudah tidak ada yang paling sederhana lagi dari tahu tempe masih tidak bisa diatasi oleh pemerintah untuk ketersediaannya. Pertanyaan ini sama sulitnya dengan pertanyaan mengapa Indonesia yang 2/3 wilayahnya adalah lautan masih harus mengimpor garam? Ah, jawabannya pasti ya itu-itu juga.

Belum lagi soal beras. Ketika Kementerian Pertanian menyatakan kita surplus beras, kok ya Kementerian Perdagangan malah mau impor beras. Anomali-anomali inilah yang selalu menjadi bibit ketidakpercayaan atas komitmen pemerintah untuk berpihak pada hajat hidup orang banyak. Bagaimana ketimpangan tidak semakin dalam jika keberpihakan dan kemampuan untuk mengatasi persoalan yang menyangkut perut rakyat kebanyakan ya tidak kunjung teratasi.

Ya sudahlah, mumpung  Ramadan. Nanti di sepertiga malam terakhir, mari kita doakan agar pemerintah saat ini dan yang akan datang tergugah untuk bertindak tegas terhadap mafia importir yang mengganggu kedaulatan rakyat. Kita doakan juga agar pemerintah saat ini dan yang akan datang tergugah untuk memetakan arah kebijakan ekonomi nasional agar ditujukan kepada sektor-sektor yang sarat dengan kepentingan rakyat, baik itu potensi maupun kapasitas rakyat, serta sesuai dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) nasional. Semoga pemimpin masa depan kelak berpihak pada pilihan strategis berbasis SDM dan SDA dalam negeri, bertitik sentral pada rakyat, dan mengutamakan kepentingan rakyat. Selamat istirahat... Have a nice dream all.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun