Mohon tunggu...
Mohammaad Khairul Yahya
Mohammaad Khairul Yahya Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah seorang mahasiwa biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN-MB 052 UIN Sunan Kudus Melaksanakan Kunjungan Moderasi Beragama ke Klenteng ''HOK TIK BIO'' Tanjungkarang, Jati, Kudus

27 Agustus 2025   23:17 Diperbarui: 27 Agustus 2025   23:17 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN-MB 052 foto bersama penjaga Klenteng

Pagi hari menuju siang pada hari Rabu, 13 Agustus 2025 Mahasiswa KKN-MB 052 Desa Tanjungkarang UIN Sunan Kudus melakukan kunjungan ke Klenteng. Desa Tanjungkarang ditetapkan sebagai Kampung Moderasi dikarenakan masyarakat sekitar sangat menjunjung toleransi umat beragamanya.

            Setelah melakukan kunjungan ke Gereja, kelompok kami juga melakukan kunjungan ke Klenteng guna untuk memenuhi progam kerja Moderasi Beragama. Kami mengulik berbagai informasi seperti Sejarah Klenteng "Hok Tik Bio". Klenteng "Hok Tik Bio" didirikan sekitar tahun 1700an Masehi oleh orang-orang Tionghoa yang melarikan diri dari pembantaian di Batavia yang dilakukan VOC.

            Orang-orang Tionghoa melarikan diri sampai ke Dusun Bogo yang ada di Kudus yang dianggap mereka sudah aman. Tidak hanya di Kudus, tetapi orang-orang Tionghoa menyebar ke kota-kota yang menurut mereka telah aman. Mereka membangun Klenteng "Hok Tik Bio" di Dusun Bogo untuk pusat tempat bersembahyang dan aktivitas mereka.

            Pada tahun 1782 M mereka memindahkan Klenteng "Hok Tik Bio" ke tempat yang strategis yaitu ke daerah 'Pelabuhan' dari batu karang sehingga diberi nama Tanjung Karang. Sekarang Klenteng "Hok Tik Bio" terletak di desa Tanjungkarang di tepi jalan menuju ke Purwodadi.

             Toleransi masyarakat sekitar sangat baik dapat dicontohkan dengan mendukung dan saling membantu semisal ada kegiatan tahunan atau hari Raya Imlek. Yang mana mayoritas penduduk sekitar yaitu beragama Islam. Untuk masuk ke Klenteng tidak ada tata tertib khusus untuk dipatuhi, bisa dikatakan siapa saja boleh bebas masuk ke Klenteng. Klenteng juga tidak memiliki jadwal kunjugan, bisa dikatakan boleh masuk saat Klenteng masih buka. Untuk umat Konghucu memiliki harus khusus untuk bersembahyang yaitu pada setiap tanggal 1 dan 15 sesuai penanggalan Konghucu. Bersembahyang dapat dilakuakan dengan khusuk pada tanggal tersebut.

              Ciri khas dari bangunan Klenteng ini ditandai dengan warna merah, warna emas, terdapat patung Naga, patung Harimau, dan juga pastinya patung patung Dewa Dewi yang ingin disembah. Disetiap depan patung Dewa pasti ada sesaji, salah satunya minuman bisa berupa the, kopi, air putih. Hal ini dapat diartikan sebagai bentuk hormat kita kepada orang tua kita. Pada Pintu Klenteng ini juga terdapat gambar Dewa yang bertugas sebagai penjaga pintu.

              Bapak Heri Persada (Penjaga Klenteng) Mengatakan bahwa, "Dengan adanya kunjungan tersebut, harapannya para Mahasiswa KKN-MB 052 Desa Tanjungkarang dengan Tema KKN Moderasi Beragama bisa tambah Pembelajaran dan Wawasan. Salah satu contoh pembelajaran yang dapat kita ambil seperti, agar kita lebih guyup rukun bersama masyarakat antar umat beragama".

              Kunjungan Moderasi Beragama di Klenteng "Hok Tik Bio" oleh Mahasiswa KKN UIN Sunan Kudus ditutup dengan foto bersama dengan juru kunci dari Klenteng tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun