Mohon tunggu...
Khairina Retnaningtyas
Khairina Retnaningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

7 Komponen Dasar Contextual Teaching and Learning (CTL)

26 Mei 2022   00:03 Diperbarui: 26 Mei 2022   00:05 3361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contextual Teaching and Learning (Source: Pixabay)

Saat ini ada keinginan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak-anak akan belajar lebih baik melalui lingkungan yang diciptakan secara alamiah. 

Belajar akan lebih bermakna apabila anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dan tidak hanya sekedar mengetahuinya tanpa ada pengalaman. 

Pembelajaran yang berporos pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam invitasi mengingat jangka pendek. Namun hal tersebut dapat menjadi kegagalan dalam membekali anak untuk menyelesaikan permaslahan di kehidupan jangka panjang. 

Trianto (dalam Dahlan, 2021) mengatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) atau pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu ppendidik untuk menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong mereka untuk membangun hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dikehidupan sehari-hari. 

Adanya konsep tersebut diharapkan hasil pembelajaran akan memiliki makna tersendiri bagi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung alamiah yaitu berupa kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa dikarenakan strategi pembelajaran lebih penting dan berguna dari pada hasil yang diperoleh.

Blanchard (dalam Dahlan, 2021) mengatakan bahwa CTL merupakan suatu rancangan yang dapat membantu guru untuk mengkoneksikan materi ajar dengan situasi dunia nyata. 

Selain itu juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan di kehidupan sebagai anggot keluarga, tenaga kerja dan warga negara. 

Artinya, CTL merupakan pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman nyata. Pembelajarn CTL memiliki tujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan yang fleksibel ditransfer dari permasalahan satu ke permaasalahan lain dan dari konteks satu ke konteks lain. Dalam CTL terdapat 7 komponen yang menjadi dasar pelaksanaan pembelajarn, antara lain:

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivis merupakan peroses untuk membangun atau proses untuk menyusun pengetahuan baru berdasarkan struktur kognitif peserta didik. Sanjaya (dalam Sapoetra, 2021) mengatakan bahwa pada kenyataannya pengetahuan memang berasal dari luar tetapi akan mengalami konstruksi dari dalam setiap individu. 

Sedangkan Muslich (2009) berpendapat bahwa konstruktivis merupakan proses pembelajaran yang lebih menekankan pada bangkitnya pemahaman secara mandiri secara aktif, kreatif dan produktif. Hal ini didasarkan pada pengetahuan yang telah dipelajari dan juga berasal dari pengalaman yang bermakna.

2. Menemukan (Inquiri)

Inquiri memiliki arti sebagai proses pembelajaran yang berlandaskan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir. 

Menurut Sanjaya (dalam Sapoetra, 2021) umumnya inquiri dapat dilakukan dengan melalui beberapa cara, yaitu dengan merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan. 

Kegiatan inquiri diawali dengan mengamati fenomena yang sedang terjadi dan dilanjutkan dengan kegiatan yang bermakna guna menghasilkan temuan yang diperoleh peserta didik. 

Muslich (2009) mengatakan bahwa temuan tersebut bukan didapat dari hasil mengingat sejumlah fakta, melainkan hasil penemuan sendiri dari fakta-fakta yang telah diperoleh peserta didik.

3. Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan cerminan dari rasa ingin tahu setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan merupakan refleksi dari kemampuan seseorang dalam berpikir. 

Mulyasa (dalam Sapoetra, 2021) mengatakan bahwa terdapat enam keterampilan bertanya dalam kegiatan belajar, beberapa keterampilan tersebut yaitu pertanyaan jelas dan singkat, pemberian kesempatan berpikir,  memberi giliran dan memberikan pertanyaan, dan pemberian tuntutan. 

Dalam metode CTL guru diharapkan tidak menyampaikan materi dengan cuma-cuma, tetapi juga memberikan pancingan kepada siswa agar dapat menemukan solusinya sendiri.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Vygotsky berpendapat bahwa pengetahuan dan pemahaman anak cenderung lebih banyak terbentuk karena adanya komunikasi dengan orang lain. 

Kemungkinan permasalahan tersebut tidak dapat dipecahkan secara mandiri tetapi juga membutuhkan bantuan dari orang lain. Konsep Learning Community dalam CTL membuktikan bahwa hasil belajar dapat diperoleh melalui kerja sama dengan teman, orang lain, antar kelompok dan juga sumber-sumber lain. Selain itu konsep ini juga lebih menyarankan agar hasil pembelajaran didapatkan melalui kerjasama.

5. Pemodelan (Modeling)

Modeling merupakan proses pembelajaran yang menggunakan peraga sebagai contoh yang dapat diikuti oleh setiap individu. Modeling merupakan komponen yang penting dalam pembelaajaran CTL, karena dengan melalui komponen ini kemungkinan terjadinya pembelajaran yang teoritis dan memungkinkan terjadinya verbalisme dapat dihindarkan dari siswa. 

Konsep ini juga lebih menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan yang diikuti dengan model dapat ditiru siswa dengan baik. Cara belajar seperti ini akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan proses untuk menyimpan pengalaman yang telah dipelajari dengan cara menyusun kembali peristiwa pembelajaran yang sebelumnya penah dijalani. 

Dalam CTL, ketika proses pembelajaran berakhir guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk kembali menggali ingatannya mengenai apa yang telah dipelajarinya.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assesment)

Penilaian nyata merupakan proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan anak dalam pembelajaran. 

Penialain ini sangat penting untuk mengetahui apakah siswa serius belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar mereka berpengaruh terhadap perkembangan intelektual ataupun mental. 

Pembelajaran ini bukan sekedar tertuju pada hasil belajar tetapi lebih kepaada proses yang dilakukan siswa dalam memperoleh pengetahuan. 

Perlu kita ketahui bahwa penilaian nyata merupakan proses pengumpulan data yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan pengalaman siswa dalam belajar.

Referensi:

https://pgsd.binus.ac.id/2021/12/08/contextual-teaching-and-learning-ctl/

https://eurekapendidikan.com/pengertian-pendekatan-kontesktual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun