Menurut Thorndike (Lestari Dewi, 2013) belajar adalah proses dalam berinteraksi antara stimulus dan respon yang ada dalam diri seseorang. Tingkah laku merupakan sesuatu yang dapat diamati dan tidak dapat diamati menurut Thorndike.
b. Watson
Menurut Watson (Lestari Dewi, 2013) belajar merupakan proses yang melibatkan stimulus dan respon dalam berinteraksi. Kedua hal tersebut dapat menghasilkan tingkah laku yang dapat diamati, dalam hal ini Watson mengabaikan berbagai macam perubahan mental yang mungkin saja terjadi dalam belajar dan dianggap sebagai faktor yang tidak terlalu penting, keran faktor tersebut tidak dapat menjelaskan terjadinya proses belajar.
c. Clark Hull
Variabel hubungan antara stimulus dan respon digunakan oleh Clark Hull dalam menjelaskan pengertian belajar. Tetapi Clark terpengaruh oleh teori evolusi milik Charles Darwin. Menurutnya, seperti teori evolusi, untuk menjaga kelangsungan hidup manusia maka fungsi tingkah laku dalam hal ini sangat bermanfaat. Maka dari itu, dalam teori ini dikatakan jika kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah hal yang paling penting dan menjadi pusat di dalam seluruh bagian manusia, sehingga stimulus dalam belajar selalu didampingkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang muncul nanti memiliki bentuk yang beragam.
d. Edwin Guthrie
Begitu pula Edwin, ia juga menggunakan variabel stimulus dan respon. Tetapi ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis. Edwin juga mengemukakan bahwa respon yang muncul memiliki sifat yang lebih kuat dan bahkan bersifat permanen, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.
2. Teori Kognitif
Seorang tokoh yang dikenal sebagai pelopor aliran konstruktivisme adalah Piaget. Pemikiran Piaget banyak digunakan sebagai acuam dalam pemahaman perkembangan kognitif yaitu teori tentang tahapan perkembangan yang ada dalam diri individu. Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif individu dibagi menjadi empat tahap yaitu sensory motor, pre operational, concrete operational dan formal operational (lihat: Perkembangan Kognitif, Pentingkah?). Piaget jiga memiliki pemikiran tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) dalam Sudrajat menyebutkan bahwa asisimilasi adalah "the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit" sedangkan akomodasi adalah "the difference made to one's mind or concepts by the process of assimilation".
Belajar juga jauh akan berhasil jika perkembangan kognitif peserta didik dapat disesuaikan. Akan lebih baik jika peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan percobaan dengan objek fisik, dan ditunjang dengan interaksi bersama teman sebaya dan dibantu oleh sedikit pertanyaan. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan secara berkala kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Sumber: