Kita, Batik, dan Virus

Batik merupakan karya seni warisan nenek moyang Indonesia berupa kain yang memiliki corak khas dan memiliki filosofi mendalam. Batik sendiri dahulu sangat sering dipakai sebagai pakaian sehari –hari akan tetapi kini masayarakat cenderung mengenakan batik hanya pada saat acara-acara penting saja seperti acara nikahan, rapat besar dll. 

Para pengrajin batik pun dengan seiring waktu mulai berkurang, banyak para anak muda kurang tertarik untuk memproduksi batik karena dirasa sulit dan memkan waktu yang lama, maka tak heran harga batik sendiri dinilai agak mahal. Sehihgga apabila dibiarkan keberadaan batik sendiri tidak dapat dipungkiri akan musnah seiring berjalannya waktu..

Dengan keadaan yang sedang dilanda virus seperti sekarang seharusnya menjadi ladang kreativitas bagi para desainer untuk menciptakan bisnis baru yang dapat meningkatkan daya tarik batik. Seperti pembuatan beberapa pernak pernik kesehatan seperti masker yang memiliki variasi corak batik. 

Masker sendiri saat ini merupakan hal yang sangat pnting untuk selalu dibawa dan digunakan sehingga masayarakat pasti akan berlomba-lomba mencari masker yang unik untuk dipakai. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh para pelaku dibidang fashion atau desaigner agar bisnis dapat berjalan.

Lalu corak seperti apa yang sedang diminati masyarakat sekarang? Bukankah batik sendiri merupakan corak yang sangat kuno?. Karena sekarang virus corona sedang trending sehinga masyarakat sangat tertarik dengan hal yang berakitan dengan corona. 

Dengan menggabungkan beberapa corak batik dan motif bentuk virus corona maka akan mendapatkan suatu corak motif yang baru dan unik. Kombinasi ini juga akan mengubah pandangan masyarakat tentang batik yang dinilai kuno dan tidak menarik menjadi sesuatu yang unik. Jadi ayo bangkitkan jiwa kreativitas kita !