Mohon tunggu...
Kevin Raihan Farusa
Kevin Raihan Farusa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka baca Quora.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Buoy, Alat Pendeteksi Tsunami Berharga Miliaran yang Kerap Hilang di Lautan, Mungkinkah Dicuri?

12 Juni 2023   13:22 Diperbarui: 1 April 2024   12:46 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

            Sebagai negara yang berada pada daerah lempeng aktif, Indonesia menjadi negara dengan sejarah panjang kejadian gempa bumi dan tsunami. Pada akhir 2004, gempa bumi yang disusul dengan tsunami besar menyapu daratan Indonesia, tepatnya di wilayah Nanggro Aceh Darussalam dan sebagian Sumatra Utara. Tsunami yang terjadi menyebabkan lebih dari 200 ribu orang menjadi korban jiwa dan kerugian yang bersifat materi mencapai 13,4 triliun rupiah (Marwanta, 2005). Sejak tahun 1991 sampai dengan 2009 tercatat telah terjadi tsunami yang bersifat merusak sebanyak 14 kali. Dengan demikian, sudah selayaknya Indonesia menyiapkan berbagai upaya untuk mengurangi dampak kerugian yang diakibatkan tsunami. Salah satu upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah menyediakan sistem peringatan dini tsunami yang akurat sehingga masyarakat dapat melakukan evakuasi sebelum gelombang tsunami mencapai daratan.

            Salah satu instrumen dalam sistem peringatan dini tsunami adalah buoy. Buoy tsunami merupakan instrumen peringatan dini tsunami yang dipasang di tengah laut untuk mendeteksi gelombang laut yang dapat berpotensi mengakibatkan bencana alam tsunami (Tulloh et al., 2019). Alat ini berfungsi untuk mengukur, mengirimkan, dan memverifikasi informasi gelombang dari tengah lautan buoy tsunami dilengkapi dengan sensor tekanan dan sensor perubahan kedalaman laut. Ketika gelombang tsunami melintas, sensor tekanan akan merekam perubahan tekanan air yang signifikan. Selain itu, sensor perubahan kedalaman laut akan mendeteksi peningkatan mendadak dari kedalaman air. Informasi ini dikirim ke sistem peringatan tsunami dan dianalisis untuk memverifikasi adanya tsunami. Dengan bantuan buoy tsunami, sistem peringatan dini dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan cepat kepada masyarakat yang rentan terhadap bahaya tsunami.

            Hingga akhir tahun 2008, Indonesia telah mengoperasikan buoy tsunami sebanyak 10 buah (Dian, 2014). Akan tetapi pada tahun 2018, seluruh buoy yang ada di perairan Indonesia tersebut dinyatakan hilang. Kemudian pada tahun 2019, pemerintah melalui BRIN dan BMKG kembali meluncurkan 6 buah buoy untuk mengisi kekosongan yang ada (Arhani, 2023). Ironisnya, hal yang sama kembali terulang sehingga pemerintah menarik kembali operasional buoy untuk dilakukan evaluasi operasional terkait keamanan yang perlu ditingkatkan. Dengan hilangnya sejumlah buoy tersebut, pemerintah mengalami kerugian yang cukup besar. Kepala Pusat Riset Geologi BRIN menyampaikan bahwa satu buah buoy tsunami menghabiskan anggaran satu miliar rupiah, belum termasuk biaya peluncuran melalui kapal dan pengoperasiannya. Namun, kerugian terbesarnya adalah tidak terpantaunya data informasi yang berkaitan dengan tsunami sehingga informasi yang dihasilkan kurang akurat dan mengancam kerugian yang lebih besar, yaitu korban jiwa.

            Hilangnya buoy-buoy di perairan Indonesia menimbulkan pertanyaan tentang penyebab buoy tersebut hilang. Hilangnya buoy yang dipasang di tengah laut memiliki dua faktor utama penyebabnya, yakni faktor lingkungan dan vandalisme. Faktor pertama yang diakibatkan oleh kondisi ekstrem di lautan memiliki kemungkinan yang lebih kecil karena pada dasarnya buoy diciptakan untuk ditempatkan di tengah laut sehingga faktor alam ini sudah diminimalkan. Sedangkan, faktor vandalisme atau pencurian merupakan faktor yang lebih dominan terjadi karena sulit untuk melakukan pengawasan yang ketat di tengah laut untuk memantau buoy. Kegiatan vandalisme yang terjadi merupakan pengambilan komponen atau bahkan seluruh unit buoy tsunami sehingga buoy tsunami mengalami kerusakan yang memengaruhi sistem (Tulloh et al., 2019).

            Dengan faktor penyebab yang telah diidentifikasi dan dampak negatif yang diakibatkan hilangnya buoy, maka perlu dilakukan upaya untuk mengurangi risiko hilangnya buoy. Untuk menghindari tindakan manusia yang tidak sah, perlu adanya upaya untuk meningkatkan keamanan buoy tsunami. Upaya ini bisa melibatkan pemasangan penghalang fisik atau sistem pengawasan yang memungkinkan pemantauan dan respons cepat terhadap potensi ancaman. Selain itu, solusi secara teknis adalah dengan menggunakan buoy yang terbenam dari muka air laut (subsurface buoy) sehingga dapat menyulitkan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi vandalisme di laut (Sandjaja et al., 2019). Dengan mengimplementasikan solusi-solusi tersebut, diharapkan dapat mengurangi risiko hilangnya buoy tsunami dan meningkatkan efektivitas sistem peringatan dini tsunami dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat yang tinggal di daerah pantai yang rentan terhadap bahaya tsunami.

Daftar Pustaka

Arhani, C. (2023, February 3). Ahli Jelaskan Efek Absennya Buoy BRIN buat Deteksi Tsunami. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230204043407-199-908813/ahli-jelaskan-efek-absennya-buoy-brin-buat-deteksi-tsunami

Dian, A. D. (2014). Evaluasi Kinerja Sistem Peringatan Dini Tsunami Di Indonesia. Indept, 4(1).

Marwanta, B. (2005). Tsunami Di Indonesia Dan Upaya Mitigasinya. In Alami: Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana (Vol. 10, Issue 2, pp. 29--36).

Sandjaja, I. E., Nugroho, W. H., & Suwarni, E. (2019). Produksi Prototipe Subsurface Buoyhull. Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim, 8(1), 14--21. https://doi.org/10.29122/jurnalwave.v8i1.3308

Tulloh, R., Sodikin, I., & Khasanah, R. (2019). Usulan Perawatan Buoy Tsunami Dengan Menggunakan Metode Risk Based Maintenance. Jurnal REKAVASI, 7 No.1(1), 51--61.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun