Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mari Berlari Bersama Bang Sandi

19 Maret 2017   17:47 Diperbarui: 19 Maret 2017   18:13 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Flying Turtles - Yunada

"Berlarilah demi medali, berlarilah demi eksistensi, berlarilah walaupun medalinya juga harus beli" -- Sir Anthony Kevin don Alegion.

Saya tidak tahu persis kapan olahraga lari bisa begitu sangat digemari, setelah sepeda fiksi yang semakin ditinggalkan. Lari mendadak menjadi olahraga yang sangat digandrungi, mendadak jadi patokan standarisasi jika mau bergaya hidup ala penduduk ibukota. Sekalipun tidak meraih prestasi terbaik, minimal mendapatkan medali walaupun hanya 5k, itupun modal beli pada pendaftaran. Tapi tak mengapa, olahraga yang dulu dicap murah kini menempatkan posisinya sebagai olahraga kaum peraih eksistensi.

Menariknya olahraga ini pun naik kasta, menyusul warteg-warteg, tempat banjir, rumah kumuh yang menjadi tempat paling empuk untuk politisasi, setidaknya aksi yang satu ini punya variasi. Tak melulu koar-koar pilih nomer bla.. bla.. bla.., dijamin kota akan maju, rakyat sejahtera, walaupun ujungnya warga tetap sengsara. Dan ini alasan mengapa gagasan yang satu ini perlu didukung penuh, Bang Sandi adalah jagoannya untuk gagasan yang luar biasa. Setelah gagasan dahulu tentang pelarangan mobil 3 miliar yang dilarang untuk masuk Jakarta, Bang Sandi muncul dengan gagasan yang lagi-lagi PRO RAKYAT KECIL.

Sebuah tajuk di dalam berita daring, membuat saya sumringah, tertulis "Jika Terpilih, Sandi Akan Buat Gerakan Berlari Ke Kantor". Waaaaah, ini baru gagasan. Sejak masih kecil saya selalu mengidam-idamkan bagaimana sebuah kota dipenuhi dengan pedestrian, yang berlari-lari kecil, menikmati sekeliling, berpayung sesekali untuk menghindari terik. Seperti halnya, imaji yang ada di film-film Hollywood. Atau minimal pemandangan yang ada di Malioboro.

Di dalam sebuah berita, beliau menerangkan "Harus buat gerakan berlari, rencananya lari seminggu sekali ke kantor,". Wah ini yang semakin luar biasa, dahulu saya sangat senang untuk bersepeda dari rumah saya yang terletak di pinggiran Jakarta untuk bergerak ke Kantor, walaupun saya hanya melakukannya sebulan sekali, pada saat berangkat saya senangnya luar biasa, berasa aktor yang ada di film Hollywood tapi dengan bumbu adegan disikut motor, hingga pepetan Metro Mini, sesekali beradegan mesra dengan mencium sang kekasih, Aspal hitam legam. Jakarta saat ini memang tidak ramah untuk pesepeda dan pejalan kaki.

Maka dari itu, gagasan ini cukup brilian. Jika ada satu hari dalam seminggu di mana orang akan semuanya berlari ke Jakarta. Jalanan yang ada di Jakarta mungkin akan terbebas dari polusi. Jika Anda tidak mendukung gagasan ini, berarti Anda salah satu orang yang tidak pro rakyat. Bayangkan para bos-bos yang terbiasa untuk duduk manis di dalam Toyota Alphardnya akan berbaur bersama Rakyat bawah untuk sama-sama menikmati kota Jakarta.

Seluruh warga dari penjuru kota Jakarta, bahkan hingga kota pendamping akan bersama-sama bergerak ke Jakarta dengan berlari. Tak peduli berapa jarak yang ditempuh, tek peduli berapa waktu yang akan Anda habiskan di jalan sembari berlari. Jangan lupa untuk bawa persedian air minum, mungkin juga balsam otot akan sangat berguna nantinya. Bang Sandi juga akan berjanji demi gerakan ini, ada fasilitas publik dan trotoar yang akan dibenahi. Tapi Bang, ada satu jangan lupa siapkan juga rumah sakit di setiap perjalanan ya bang, takutnya kita kolaps lari berkilo-kilo demi mencari sesuap nasi.

"Fasilitas mandi ya, mereka sampai di kantor mereka bisa mandi, bisa juga dengan menggunakan kamar mandi mereka bisa mendapat point, yang nanti di dapatkan intensif, medali atau tambahan bonus, tujuannya mengedepankan kehidupan yang lebih sehat," ujar Bang Sandi.

Jangan lupa ya bang, Medalinya jangan dari perak boong-boongan. Sakit hati kita bang, yang pernah dikibuli panitia lari, sudah bayar mahal-mahal setelah finish dapetnya medali dari plastik bang, macem piala tujuh belasan.

Terkadang untuk membenahi Jakarta memang butuh pemikiran dengan ide-ide yang gila dan jauh dari nalar.
Tapi, mbokya ojo berlebihan.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun