Tapi keberanian semacam itu jarang ada. BK lebih sering tunduk, mencari aman, dan akhirnya hanya jadi sekretariat kecil yang menyalin keputusan partai ke atas kertas resmi.
Kasus Wahyu menunjukkan absurditas politik lokal kita partai lebih cepat membunuh kadernya ketimbang BK bisa menyelidiki kebenaran.
Tulisan ini diambil dari keterangan salah satu figur publik Gorontalo yang menilai BK kehilangan taring, lalu dipadukan dengan analisa politik dan hukum , serta dibandingkan dengan berbagai kasus nasional. Dari sana jelas terlihat: BK tak lagi genting kecuali ia berani melawan partai.
Dan jika BK tak berani melawan? Maka ia akan terus jadi boneka lembaga entah terlalu sabar hingga tak berguna, atau sekadar bayangan partai yang terlalu nafsuan dalam mengambil keputusan.
Oleh : Kevin Sairullah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI