Mohon tunggu...
ketut tuti anayani
ketut tuti anayani Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Hoax dan Dampaknya

3 September 2019   19:25 Diperbarui: 3 September 2019   19:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Teknologi informasi kemajuannya semakin pesat di era globalisasi ini. Bahkan berbagai bentuk inovasi teknologi yang bermunculan sudah tidak dapat dibendung, banyak masyarakat atau individu sendiri berlomba menciptakan karya-karya baru yang unik dan bisa dituangkan dalam bentuk aplikasi-aplikasi berbasis digital. 

Dari segala bentuk kemajuan ini pasti terdapat sisi positif serta negatifnya, berbagai probabilitas bisa terjadi tergantung pada pengguna dan penyedia konten. Apakah pengguna dan penyedia konten bisa menggunakan segala bentuk teknologi itu secara bijak atau malah sebaliknya? Kenapa fenomena hoax ini bisa muncul di tengah-tengah masyarakat?

Istilah berita palsu ini belum lama ini sering muncul dan banyak dibicarakan oleh sebagian masyarakat. Walaupun banyak masyarakat yang telah mengetahui istilah itu, namun masih banyak orang yang tetap saja percaya akan suatu informasi yang nyatanya "tidak ada".

Lalu apa penyebabnya? Adanya suatu isu hangat dan banyak dibahas tentu akan membuat banyak orang tertarik untuk mengikuti isu-isu tersebut, namun masalahnya tidak semua orang benar-benar paham dengan isu itu. Apabila dari sekian banyak masyarakat 60% lebih percaya pada informasi palsu dibandingkan masyarakat yang tidak percaya, bisa dikatakan bahwa pemahaman istilah hoax ini tidak berhasil. Bagaimana bisa? Jika saja masyarakat memang paham apa itu hoax, seharusnya mereka mengecek kebenaran setiap berita yang diterima, dengan kata lain tidak mudah percaya begitu saja.

Hoax bisa muncul ditengah masyarakat karena masyarakat itu sendiri tidak berupaya mencari tahu apakah berita yang mereka terima itu benar-benar ada atau tidak. Bukan malah justru menyalahkan pihak lain karena telah menyebarkan berita palsu, sepatutnya masyarakat sendirilah yang mengantisipasi bahwa berita yang mereka terima itu palsu atau tidak. Antisipasi yang dimaksud ialah membaca sumber berita dari lembaga yang terpercaya. Apabila  hoax ini membahas isu yang sensitif akan lebih berbahaya lagi, takutnya masyarakat akan mudah terprovokasi dengan isu itu. 

Penyebab lain munculnya hoax ialah karena adanya pihak yang berkepentingan, memang "sengaja" ingin memprovokasi masyarakat. Pihak ini sengaja menyebarkan berita-berita palsu apalagi menyangkut isu-isu sensitif, sasaran mereka tentunya masyarakat pengguna sosial media yang aktif berselancar di dunia digital. Hebatnya tidak hanya masyarakat umum yang percaya hoax, orang-orang yang notabene berpendidikanpun bisa percaya pada hoax. 


Hoax ini telah "berhasil" merusak tatanan sebagian masyarakat, untuk itu semua individu diharapkan mampu memilah dan selektif dengan berbagai berita yang diterima. Hoax ini bisa "mati/hilang" di kehidupan masyarakat apabila masyarakat memiliki sikap selektif dan berusaha mencari tahu kebenaran dari sebuah berita, penyebaran hoax ini bisa terhenti apabila masyarakat tidak begitu mudah membagi berita palsu itu ke orang lain.

Jika individu secara sadar telah menyebarkan berita palsu, segera konfirmasi bahwa berita itu tidak benar adanya. Untuk itu sebagai individu dan masyarakat yang hidup di era digital, sepatutnya kita belajar memahami peristiwa-peristiwa yang kita temui, sebagai bahan pembelajaran yang efektif untuk diri sendiri. Dengan begitu diharapkan kita tidak mudah percaya dengan informasi yang diduga tidak masuk akal, dan bisa menerima informasi yang secara realita memang ada bukan informasi yang mengada-ngada.

Terimakasih, demikian tulisan yang bisa saya buat. Semoga bermanfaat untuk pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun