Mohon tunggu...
Joko Wahyono
Joko Wahyono Mohon Tunggu... Guru - Praktisi pendidikan, penulis buku dan konten kreator

Pengelola Lembaga Pendidikan, Nara Sumber Seminar, Penulis Buku. Buku yang telah ditulis ; Sekolah Kaya Sekolah Miskin, Guru Kaya Guru Miskin (Gramedia Group) dan Cara AMPUH Merebut Hati Murid (Erlangga Group).

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Menghidupkan Kembali Orang Tercinta dengan Chatbot AI: Manfaat dan Dampaknya

16 Mei 2024   08:13 Diperbarui: 16 Mei 2024   08:18 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.bbc.com/news/business

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk "menghidupkan kembali" orang tercinta yang telah meninggal, melalui chatbot AI, adalah fenomena yang semakin menarik perhatian. Teknologi ini berawal dari pengalaman pribadi James Vlahos yang menciptakan chatbot AI dari rekaman ayahnya yang sekarat akibat kanker stadium akhir pada tahun 2016. 

Artikel ini akan membahas pandangan para ahli tentang manfaat, dampak, dan antisipasi penggunaan chatbot AI dalam proses berduka.

Manfaat Chatbot AI 

James Vlahos mengembangkan chatbot AI yang mampu menjawab pertanyaan tentang kehidupan ayahnya, dengan menggunakan suara asli ayahnya. Proyek ini kemudian berkembang menjadi bisnis bernama HereafterAI, yang memungkinkan orang lain menciptakan pengalaman serupa dengan orang tercinta mereka. Chatbot ini menawarkan cara yang lebih kaya dan interaktif untuk mengingat orang yang telah meninggal, memberikan "lebih dari apa yang seharusnya saya dapatkan," kata James.

Ini bukan sekadar kenangan kabur, tetapi sebuah interaksi yang hidup dan mendalam dengan kenangan orang tercinta.Teknologi ini dianggap memiliki potensi besar dalam mengembangkan "budaya sekarat," di mana orang mempersiapkan kematian dengan meninggalkan sejarah hidup yang lebih komprehensif. 

DeepBrain AI, perusahaan Korea Selatan, bahkan menciptakan avatar berbasis video dengan tingkat kemiripan 96,5% terhadap orang asli, memungkinkan keluarga berbicara dengan anggota keluarga yang telah meninggal dalam bentuk avatar AI yang sangat realistis.

Dampak Psikologis dan Sosial

Namun, penggunaan teknologi kesedihan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan psikolog. Laverne Antrobus, seorang psikolog, mengingatkan bahwa teknologi ini harus digunakan dengan hati-hati karena potensi dampak emosional yang mendalam. "Kerugian adalah sesuatu yang membuat kita tersingkir," kata Antrobus. "Anda mungkin berpikir bahwa Anda hampir baik-baik saja, lalu sesuatu dapat membawa Anda kembali."

Antrobus juga menekankan bahwa pengguna teknologi ini harus berada dalam kondisi emosional yang kuat dan menggunakan teknologi ini secara perlahan.Teknologi AI tidak boleh menggantikan dukungan manusia yang penting dalam proses berduka, seperti perasaan dekat dengan orang lain dan merasa diperhatikan dan dihargai.

Antisipasi dan Masa Depan Teknologi Kesedihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun