Mohon tunggu...
Ketut Desi Wardani
Ketut Desi Wardani Mohon Tunggu... Universitas Pendidikan Ganesha

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi S1 Akuntansi - Semester 2

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ajaran Karmaphala: Pengingat untuk Selalu Berbuat Kebaikan

4 Mei 2025   22:58 Diperbarui: 4 Mei 2025   22:58 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendahuluan

Dalam kehidupan ini, setiap tindakan manusia pasti membawa konsekuensi, baik yang diterima secara langsung maupun yang akan diterima di kemudian hari. Hukum karmaphala dalam filsafat Hindu menggambarkan prinsip sebab-akibat atas segala perbuatan manusia, di mana setiap perbuatan (karma) akan menghasilkan buah (phala) yang setimpal. Konsep ini menekankan bahwa setiap perbuatan buruk akan membawa akibat yang buruk, dan sebaliknya setiap perbuatan baik akan membawa akibat yang baik.

Di tengah kehidupan modern saat ini, nilai-nilai moral seringkali mengalami tantangan. Masyarakat cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang dari perbuatan mereka. Maraknya kasus korupsi, tindakan yang tidak jujur, ketidakpedulian sosial, dan eksploitasi alam menjadi bukti bahwa banyak individu tidak mempedulikan akibat dari tindakan yang mereka lakukan. Dalam konteks ini, pemahaman tentang karmaphala menjadi sangat relevan sebagai pengingat moral bagi setiap individu untuk selalu berbuat kebaikan.

Makna karmaphala 

Karmaphala adalah salah satu dari lima keyakinan (panca sradha) agama Hindu. Kata Karmaphala berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata yaitu "karma" dan "phala". Karma berarti perbuatan dan phala berarti buah atau hasil. Jadi, karmaphala adalah buah atau hasil dari perbuatan. Perbuatan manusia dibedakan menjadi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Perbuatan baik disebut Subha Karma, sedangkan perbuatan buruk disebut Asubha Karma. Hukum karmaphala menetapkan bahwa apa yang ditanam itulah yang dipetik. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang diperbuat maka itulah yang akan diterima akibatnya, artinya bila seseorang berbuat baik maka akibat baiklah yang akan diterima dan jika berbuat buruk maka akibat buruklah yang akan diterima seperti yang disebutkan dalam kitab Slokantara.68 yang berbunyi: "Karmaphala ngaran ika phalaning gawe hala hayu" artinya karmaphala merupakan akibat dari baik buruknya suatu perbuatan.

Hukum karmaphala bersifat pasti dan tak terhindarkan. Tidak ada satu pun perbuatan yang luput dari phala. Karmaphala bersifat adil karena setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendatangkan hasil (phala) sesuai dengan sifat karmanya. Meskipun berasal dari ajaran agama Hindu, karmaphala selaras dengan nilai-nilai universal dan berlaku untuk semua makhluk di alam semesta. Karmaphala tetap berjalan seiring dengan waktu karena setiap masa kehidupan manusia tidak akan pernah berhenti berbuat dan menikmati karmanya. Berdasarkan waktu menikmati hasil dari perbuatan, karmaphala dibedakan mejadi 3 jenis yaitu:

  • Sancita Karmaphala

Sancita karmaphala adalah hasil perbuatan pada kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan akan dinikmati di kehidupan sekarang. Phala tersebut merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang. Apabila pada kehidupan sebelumnya kita selalu berbuat kebaikan, maka pada kehidupan sekarang kita akan menerima hasil baik dari perbuatan tersebut dengan hidup yang bahagia. Sebaliknya, apabila perbuatan kita pada kehidupan sebelumnya buruk, maka hasil buruklah yang akan kita terima pada kehidupan sekarang.   

  • Prarabda Karmaphala         

Prarabda karmaphala adalah hasil perbuatan pada kehidupan sekarang akan dinikmati pada kehidupan sekarang. Jika sekarang kita berbuat baik, kita akan langsung mendapatkan phala yang baik. Sebaliknya, jika sekarang berbuat dosa, kita akan langsung merasakan akibatnya dengan penderitaan.

  • Kriyamana Karmaphala

Kriyamana karmaphala adalah hasil perbuatan yang tidak dapat dinikmati sekarang, tetapi diterima pada kehidupan yang akan datang. Apabila pada kehidupan ini kita selalu berbuat baik seperti suka menolong, suka memberi, selalu berkata jujur, menyayangi semua makhluk hidup maka pada kehidupan berikutnya kita akan menikmati hasilnya dengan kehidupan yang bahagia, rejeki yang cukup dan kehidupan yang harmonis.

Peran Karmaphala sebagai Pengingat Moral dalam Berperilaku

Ajaran karmaphala memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sebagai hukum alam yang mengatur sebab-akibat, tetapi juga sebagai pengingat moral yang membimbing tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karmaphala menjelaskan bahwa setiap tindakan manusia baik atau buruk akan mendatangkan hasil yang sesuai dengan sifat perbuatannya. Kebaikan akan mendatangkan kebahagiaan, sementara kejahatan akan mendatangkan penderitaan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang hukum ini, sudah semestinya kita menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak baik. Manusia dapat menolong dirinya dari penderitaan dan kesengsaraan dengan cara berbuat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun