Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah mandiri dilakukan oleh Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM. Kegiatan ini menyasar Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul desa yang menjadi tuan rumah TPA Piyungan. Sebagai wilayah yang setiap hari berhadapan langsung dengan tumpukan sampah, Sitimulyo menghadapi tantangan yang tidak ringan. Kondisi ini mendorong tim dari Fisipol UGM untuk turun tangan. Mereka memberikan motivasi, penyuluhan, contoh nyata, hingga pendampingan berkelanjutan. Dari proses inilah akhirnya terbentuk Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) di desa tersebut. Dengan adanya KPSM bisa menjadi contoh bagi desa lain untuk mulai mandiri mengolah sampah.Â
Pengelolaan sampah di DIY sebenarnya sudah memiliki payung hukum yang jelas. Di tingkat provinsi, ada Perda Nomor 3 Tahun 2013 yang mengatur sampah rumah tangga. Sementara di kabupaten/kota, aturan juga dibuat, misalnya Perda Nomor 15 Tahun 2011 di Bantul, Perda Nomor 4 Tahun 2015 di Sleman, serta Keputusan Wali Kota Yogyakarta Nomor 619 Tahun 2007 tentang peningkatan kualitas lingkungan. Dengan adanya aturan-aturan ini, pemerintah ingin memastikan pengelolaan sampah tidak hanya berhenti di atas kertas, tapi bisa berjalan hingga ke tingkat paling bawah desa dan kelurahan. Harapannya, masyarakat bisa benar-benar merasakan dampaknya dan ikut terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungannya.Â
Meski begitu, peluang ini tidak boleh diabaikan. Di tengah krisis kapasitas TPA Piyungan dan meningkatnya kebutuhan energi, Yogyakarta bisa menjadikan sampah sebagai solusi ganda: mengurangi timbunan sampah sekaligus menyediakan energi terbarukan. Dengan dukungan teknologi, kebijakan yang tepat, dan perubahan perilaku masyarakat. Mengubah sampah menjadi listrik bukan sekadar soal  teknologi tapi juga soal kesadaran kita. Jogja bisa menjadi contoh bagi kota lain jika berani memulai perubahan.  "Sampah yang hari ini kita buang sembarangan bisa menjadi Listrik yang menerangi rumah kita esok hari. Tinggal kita mau atau tidak untuk mengubah cara pandang."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI