Saat saya bilang saya tidak hebat main bola, ada saja yang mendebat. Seolah-olah kalau dari Indonesia timur wajib hukumnya untuk jago main bola.
"Ah, kenapa bisa? Kau kan dari timur?"
"Banyak pemain bola hebat dari timur. Kenapa kau tidak?"
Jujur saja. Sebenarnya mau sekali saya tampar orang-orang ini. Tapi atas dasar sopan santun dan rasa kasihan akhirnya harus saya tahan.
Bisa tidak kalau saya bertanya balik, kenapa harus kami dari timur yang jago main bola?
Setelah dipikir-pikir wajarlah kalau kami di sana jago main bola. Bukan karena kami suka olahraga, bukan juga karena kami mau jadi pemain bintang. Tapi karena hanya itu satu-satunya hiburan buat kami. Di sana tidak ada bioskop atau mall. Ah, bukan hanya itu. Aspal yang mulus saja kami jarang sekali lihat. Satu-satunya tempat nongkrong yang asyik itu hanya lapangan bola.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, provinsi NTT dan Papua Barat punya tingkat gizi buruk sangat tinggi, yaitu >30%. Dari seluruh propinsi di Indonesia, dua propinsi ini yang paling atas dalam daftar gizi buruk (lihat di sini).
Semoga seupil data di atas, teman-teman bisa pikir-pikir kembali untuk ajak kami main bola. Ya, paling tidak perbaiki gizi dululah.