Mohon tunggu...
Priyadi
Priyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai buku

Baru belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Virus Mutasi Paling Menyiksa Manusia Indonesia!

4 Januari 2021   16:04 Diperbarui: 4 Januari 2021   16:08 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(unsplash.com/CDC) 

Lebih dari 85 juta umat manusia saat ini terinfeksi virus corona. Jumlah yang meninggal karena infeksi virus tersebut, sudah lebih dari 1,5 juta orang. Kini, virus mutasi menjadi kecemasan baru. Kekhawatiran tiba-tiba merebak di banyak tempat, di banyak negara, di banyak umat manusia.

Ketika Inggris mengumumkan menemukan virus mutasi corona, Prancis langsung mengunci perbatasan. Negara-negara Eropa lain memberlakukan larangan perjalanan dua arah dari Inggris. Pejabat Inggris sempat merasa kecewa karena keputusan-keputusan itu dianggap tergesa-gesa.

Namun kemudian, virus mutasi baru ditemukan lagi di Afrika Selatan dan Nigeria. Di Afrika Selatan, virus mutasi COVID-19 memiliki catatan infeksi yang dominan di beberapa wilayah, bahkan sampai pedalaman. Varian Afrika Selatan bahkan sudah sampai di Jepang. Pemerintah Jepang kemudian memberlakukan aturan melarang semua warga negara asing non-residen memasuki negaranya.

Tidak ada alasan untuk panik

Dua varian baru virus mutasi Inggris dan Afrika Selatan memiliki kemampuan menyebar yang konon lebih cepat dari sebelumnya. Hal itu menciptakan kekhawatiran baru di benak banyak orang awam. Tapi, sebenarnya, virus bermutasi adalah hal yang lumrah.

Virus yang bermula di Wuhan pada akhir 2019, sebenarnya sudah bermutasi ketika sampai di Italia dan Spanyol, dua negara Eropa yang paling terpukul pada gelombang pertama virus corona. Virus telah bermutasi sepanjang waktu.

Ketika virus mutasi baru dideteksi pada bulan September di Inggris Tenggara, pada November, seperempat kasus infeksi di London adalah virus baru. Data disuguhkan oleh Milton Keynes Lighthouse Laboratory dan varian baru mendominasi pengujian di pusat penelitian tersebut.

Ketika virus bermutasi adalah sebuah kelumrahan menurut para ilmuwan, apakah kemudian orang awam seperti kita juga akan "lumrah untuk khawatir atau cemas?" Khawatir atau cemas barangkali memang lumrah, tapi tidak ada alasan untuk panik.

Panik, hanya akan membuat kekhawatiran, kecemasan dan bahkan ketakutan semakin membesar. Kita berkaca saja ketika pertama kali virus corona masuk di negeri ini. Orang-orang yang memiliki banyak duit memborong apapun yang mereka bisa, khususnya masker dan bahan pangan. Mereka telah menciptakan masalah baru karena kepanikan tersebut.

Panik tak membuat masalah menjadi selesai. Panik tidak akan menguntungkan dan bahkan mungkin akan merugikan. Ketenangan adalah kunci paling penting ketika menghadapi hal-hal baru yang "dianggap" berbahaya seperti saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun