Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Pilar Pendidikan Menyongsong Revolusi Industri 4.0

18 Januari 2019   04:47 Diperbarui: 23 Januari 2019   14:06 5158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Net

Ungkapan guru diibaratkan sebagai sebuah lilin yang rela mengorbankan dirinya dengan membakar diri untuk menerangi yang ada di sekitarnya, atau sebagai sebuah teko yang mengisi cangkir (siswa) tidak relevan lagi untuk saat ini. 

Hal itu disebabkan karena profesi guru secara perlahan tetapi pasti sudah mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari pemerintah peningkatan kesejahteraan, pelatihan atau diklat-diklat, bantuan sarana prasarana, dan sebagainya.

Pada abad 21 ini, guru dituntut untuk memiliki semangat belajar yang tinggi dan kemampuan mengajar yang mumpuni. Itu artinya, guru merupakan pilar pendidikan yang sangat vital perannya. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada peran strategis guru. 

Guru dituntut untuk melahirkan generasi muda yang mampu menghadapi era revolusi industri 4.0, dimana peran manusia mengalami disrupsi dengan banyaknya peran manusia tergantikan dengan mesin-mesin dan kecerdasan buatan.

Untuk itu, guru-guru dituntut untuk memiliki "Karakter Guru Abad 21", yaitu: Pertama, guru harus memiliki semangat belajar. Kemauan ini diperlukan karena pengetahuan, tata nilai, dan kondisi sosial dan psokologis masyarakat yang terus berubah. Kedua, guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran yang efektif. 

Hal ini disebabkan karena guru adalah komunikator yang harus mampu menyampaikan sesuatu secara efektif dan efisien kepada orang lain, khususnya kepada para peserta didik. Ketiga, guru dituntut menguasai teknologi pendidikan. Hal ini sangat dipentingkan karena perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi belajar, kini hampir seluruhnya memanfaatkan kemajuan teknologi. Keempat, guru diharapkan memiliki rasa empati yang tinggi. 

Guru tidak hanya sekadar melaksanakan tugas mengajar, tetapi juga harus mampu menjalin hubungan emosional yang bermutu dengan siswa dan warga sekolah lainnya. Kelima, hal terpenting yang harus dimiliki adalah bahwa guru dituntut untuk menjadikan dirinya orang yang layak diteladani oleh para siswa serta semua warga sekolah.

Namun sayangnya, kondisi guru saat ini belum 100% siap mendukung harapan tersebut. Sekolah-sekolah masih banyak dihuni oleh guru-guru yang gagap teknologi dan enggan membelajarkan dirinya untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi saat ini. 

Mereka ini termasuk kelompok yang secara perlahan-lahan mulai memasuki purna tugas. Berdasarkan pengalaman penulis berwawancara dengan guru-guru yang sudah dan menjelang purna tugas, jawaban mereka umumnya merasa bahagia. Hal itu disebabkan karena mereka terbebas dari belenggu berbagai tuntutan tugas guru abad 21 yang berbasis IT, yang dianggap membebani mereka.

Era yang dialami saat ini, siapa pun dituntut untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi segala tantangannya. Selain tantangan, era ini pun memberikan peluang bagi siapa pun untuk mendapatkan manfaat terbesar dengan perkembangan teknologi yang telah memasuki revolusi Industri era 4.0. Siapa pun yang mampu beradaptasi dengan situasi saat ini serta mengambil manfaat terbaik yang terus berubah cepat setiap saat, niscaya akan memperoleh kemajuan dalam bidang apapun termasuk dalam pendidikan dan pengajaran atau yang kita kenal bidang pembelajaran.

Di dunia pendidikan revolusi industri 4.0 menuntut perubahan model pembelajaran yang dihadapi, dengan semakin masifnya penggunaan teknologi komputer dan digital yang banyak digunakan, penggunaan robot dan kecerdasan buatan (artificial intigence) telah mengurangi tenaga manusia dalam melakukan pekerjaan tergantikan berbagai teknologi digital yang berkembang saat ini.

Revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap berbagai aspek. Pengaruh negatif maupun positif memberikan gambaran bahwa persiapan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah mulai terjadi haruslah matang dan tepat, karena persiapan yang kurang akan membawa dampak negatif bagi diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. 

Secara nyata revolusi industri keempat sudah terjadi, semua orang akan merasakan dampak yang ditimbulkan dari fenomena ini, baik yang telah mempersiapkannya maupun yang tidak memiliki kesiapan.

Untuk menghadapi hal ini, pemerintah sesungguhnya sudah mengantisipasi dengan diakomodasinya dalam kurikulum 2013 empat hal yang dirangkum dalam HOTS (Higher Order Thinking Skill) modal yang sangat dibutuhkan untuk bisa masuk abad 21.

Hal tersebut di antaranya: 1) Kemampuan berpikir kritis (Critical thinking): Melalui proses konseptualisasi, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi; 2) Kreatif dan inovatif: Kemampuan mengembangkan solusi, ide, konsep, teori, prosedur, produk. Inovasi Adalah Bentuk Kreativitas; 3) Kemampuan berkomunikasi (Communication): Kemampuan mengemukakan pikiran atau pandangan dan Hasil lain dalam bentuk lisan, tulisan, Menggunakan Teknologi Komunikasi (IT) dan Kemampuan Mendengar, Kemampuan Memahami Pesan; dan 4) Kemampuan bekerja sama (Collaboration): Kemampuan kerjasama dalam kelompok, baik tatap muka atau melalui komunikasi dunia maya untuk memecahkan masalah, menyelesaikan konflik, membuat keputusan dan negosiasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam pergaulan global yang kini dihadapi juga dituntut dan menguasai serta bergaul dalam revolusi industri 4.0. Kurikulum 2013 yang kita gunakan saat ini pun merangkum Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: Religius, Nasionalis, Mandiri, dan Gotong royong.

Guru revolusioner di era industri 4.0 ini adalah keniscayaan yang tidak dapat ditolak. Peran seorang guru dalam menghantarkan generasi yang kuat dan berkarakter tidak akan tergantikan oleh apapun yang sifatnya material. Pendekatan terbaik yang dilakukan oleh seorang guru adalah pendekatan hati. Pendekatan hati tidak akan terhalang oleh waktu, tempat, materi atau apapun yang sifatnya fana, sentuhan hati akan mudah mengendap dalam jiwa manusia tidak ada yang bisa menggantikannya.

Tahun 2018 ini, guru di Indonesia memasuki usia tahun ke 73, usia yang dikatagorikan usia matang dalam proses perjalanan kehidupan manusia. Berbagai dinamika dan peristiwa telah mengiringi perjalanan guru dari zaman ke zaman juga menjadi saksi sejarah perubahan yang terjadi. Guru dan organisasi guru melalui perannya telah melahirkan orang-orang yang berhasil melewati titian zaman juga memberikan warna tersendiri bagi lingkungan masyarakatnya.

Peran guru yang kita kenal tidak hanya ketika organisasi guru terbentuk, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia dikumandangkan torehan sejarah yang tercatat maupun tidak tercatat oleh para pejuang kemerdekaan telah diukir dengan baik sejak sebelum kemerdekaan, mulai dari HOS Cokroamonoto, Ki Hajar Dewantara, H. Agus salim, Sukarno-Hatta, serta banyak pejuang lain. 

Mereka dibentuk karakter perjuangannya dalam melawan penjajahan oleh sentuhan-sentuhan guru yang membimbingnya. Akhirnya, mereka pun membentuk dan melahirkan para pejuang-pejuang baru buah dari pemikiran dan gagasan-gagasan untuk kemajuan masyarakatnya hingga bangsa Indonesia merdeka.

Perjuangan dan pengabdian guru sesungguhnya tidak akan terbalas oleh apapun. Kepintaran, kesuksesan yang diraih seorang anak didik tak akan mampu membalas segala kebaikan yang telah diberikan oleh para guru. Akan tetapi, kebahagiaan seorang guru adalah ketika melihat murid-muridnya berhasil di kemudian hari. Kebahagian ini tidak dapat dibandingkan oleh materi apapun.

Penulis, guru SMP Negeri 1 Abang dan Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs Kabupaten Karangasem

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun