Mohon tunggu...
Keriin Defina
Keriin Defina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya menonton film atau series yang seru dan juga fangirling kpop idol.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Huta Siallagan dan Mitos Kanibalisme

19 Mei 2025   23:00 Diperbarui: 19 Mei 2025   22:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Samosir --- Huta Siallagan adalah salah satu desa adat Batak yang paling terkenal di Pulau Samosir. Di dalam huta ini, pengunjung bisa melihat langsung susunan batu megalitikum berupa kursi dan meja persidangan, yang menjadi simbol kekuatan hukum adat Batak di masa lalu. Namun, salah satu cerita yang paling sering menarik perhatian wisatawan adalah legenda tentang praktik kanibalisme.

Dalam narasi wisata, disebutkan bahwa orang-orang yang dihukum mati karena kejahatan berat --- seperti membunuh atau melakukan sihir jahat --- akan dieksekusi di depan Batu Persidangan. Konon, bagian tubuh terpidana tertentu akan dimakan oleh raja atau masyarakat sebagai bentuk hukuman tertinggi. Cerita ini menyebar luas, bahkan menjadi bagian utama dalam penjelasan para pemandu wisata.

Meski begitu, sebagian kalangan menganggap bahwa kisah kanibalisme ini lebih banyak berkembang sebagai bagian dari imajinasi dan dramatisasi cerita rakyat, terutama untuk menarik rasa penasaran wisatawan. Belum ada bukti arkeologis atau historis yang cukup kuat yang membuktikan bahwa praktik tersebut benar-benar terjadi secara sistematis di kalangan masyarakat Batak.

Terlepas dari kontroversinya, Huta Siallagan tetap menjadi simbol penting dalam budaya Batak. Di tempat ini, hukum adat ditegakkan secara tegas, dan masyarakat hidup dalam keteraturan yang dibangun lewat nilai-nilai kekerabatan, kehormatan, serta keadilan. Batu Persidangan bukan hanya simbol kekuasaan, tapi juga wujud nyata tata hukum adat yang telah dikenal sejak ratusan tahun lalu.

Hingga kini, Huta Siallagan terus menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain karena cerita uniknya, desa ini juga menghadirkan kekayaan budaya, rumah adat Batak yang terjaga, dan suasana tradisional yang masih hidup di tengah zaman modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun