Sejak belasan tahun lalu, Urip telah menggeluti profesi sebagai seniman daur ulang. memanfaatkan limbah rumah tangga seperti botol bekas, tutup botol, pulpen, tempat makan dan lain-lainnya menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Urip menceritakan, untuk membuat robot tidak membutuhkan waktu yang lama apalagi berbulan-bulan tergantung dari segi ukuran.
"Misalkan saja, membuat robot berukuran kecil membutuhkan waktu 30 menit dan besar membutuhkan 8 jam," ujar Urip, saat ditemui di Yayasan Semanggi, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.
kemudian, limbah rumah tangga yang sudah dikumpulkan dibersihkan dengan sebuah cairan agar bersih. proses pembuatannya cukup mudah yakni mulai mencari karakter robot apa yang ingin dibuat, lalu rekatkanlah menggunakan lem tembak, hasil akhir di cat dengan menggunakan pilok.
lanjutnya, kesulitan dalam membuat robot adalah mengumpulkan material atau limbah rumah tangga tersebut hingga berbulan-bulan. Walaupun demikian, Urip tetap semangat dan tekun menjadi profesi sebagai seniman daur ulang.
"Hingga saat ini saya sudah membuat ratusan produk robot berbagai ukuran, mulai kecil hingga besar dibadrol mulai harga Rp. 30.000-Rp.8.000.000," ungkapnya.
Urip menambahkan, pernah dipanggil menjadi dosen tamu di salah satu Universitas untuk mengajarkan proses membuat robot tersebut. dengan kerendahan hatinya, Urip tidak pernah sungkan untuk berbagi, mengajarkan ilmu dan pengalaman kepada orang lain.
"Berharap, masyarakat dapat terinpirasi untuk menghargai dan memanfaatkan barang-barang yang ada disekitarnya," tandasnya.