Mohon tunggu...
Kenzo Music
Kenzo Music Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa STIABI Riyadlul Ulum

Pengiat buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sepak Terjang J.P Coen di Hindia Belanda

8 Mei 2021   23:46 Diperbarui: 9 Mei 2021   00:18 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahunkah kalian bahwa Istilah " hidung belang " muncul ketika  masa Jan Pieter Coen atau J.P.Coen ? ia merupakan tokoh yang sering mendekati pemimpin Kerajaan sehingga mereka mendukung VOC, setelah mendapat simpati,  kemudian mereka mengadu domba kerajaan tersebut dengan kerajaan yang lainnya, politik ini di kenal dengan sebutan Politik devide et impera, Jan Pieter Coen menjadi  salah satu Jendral paling dibenci dan berpengaruh di Hindia Belanda.

Jan Pieter Coen Lahir di Hoorn, Belanda pada 18 Januari  1587 dan meniggal di Batavia, 21 September 1629 ketika berusia 42 Tahun.  Ayah J.P Coen bernama Pieter Janszoon, ia lahir dari keluaga Yahudi, Saat masih kecil ia sudah mulai belajar berdang dan magang sejak umur 13 tahun di Roma, tak hanya berdagang di sana dia belajar berbagai macam bahasa seperti bahasa Italia, Spanyol, Portugis, Latin, Prancis dan Inggris. J.P Coen merupakan Gubernur Jendral  yang Keempat dan Keenam, karena  keberhasilan dan Kesuksesanya dalam memberikan keutungan yang sangat besar  terhadap VOC , ia mendarat di Banda Neira saat pertama kali datang  ke Hindia pada tahun 1607 dan pada saat itu ia di beri nama "Coen"dan masih ada sebutan bagi J.P.Coen yaitu Jangkung karena postur tubuhnya yang tinggi kurus,  bermata ceking berkumis lurus, dan tatapan yang sedikit Tajam. Tanpa sepengetahuan J.P. Coen atasannya yaitu  Pieter  Willemszoon Verhoeff konon di bunuh oleh orang Banda , ia kembali lagi ke Hindia pada tahun 1610 sehingga ia menyimpan dendam terhadap orang Banda.

J.P. Coen lebih menampakkan dirinya sebagai orang Eropa ketimbang orang Yahudi, J.P.Coen juga merupakan orang Yahudi pertama yang menduduki struktur tertinggi di VOC berbeda dengan kebanyakan Gubernur Jendral Hindia. Pada usia yang ke 31, ia diangkat menjadi Gubernur Jendral di Banten mengganti Laurens Rael,  karena tidak kuat dengan orang Banten dan orang Inggris kemudian ia memerintahkan untuk memindahkan kantor VOC Jayakarta, hal ini berdampak pada pelebaran sayap VOC di Hindia belanda karena Jayakarta merupakan Bandar dagang paling sibuk pada saat itu, dari jauh-jauh hari J.P Coen  sudah menyusun rencana untuk menguasai Jayakarta yang saat itu di kuasai oleh Kesultanan Banten, setelah di kuasai oleh VOC, Jayakarta berubah nama menjadi Batavia . Orang Inggris melakukan perlawanan karena tidak terima atas perlakuan VOC di Maluku dengan merebut sebuah kapal bernama De Swarte Leeuw dengan muatan penuh,namun J.P Coen berhasil memenagkan perlawanan ini.

 Di atas puing-puing Jayakarta ia membangun Batavia dan membangun benteng yang diberi nama Kastil Batavia mengantikan Kastil Fort Jacatra karena tidak dapat menampung semua aktifitas dagang VOC yang semakin berkembang pesat, hal ini juga berdampak pada kebisaan bagi Kota Bandar, yaitu adanya Prostitusi dikarenakan  kebanyakan dari pelaut tidak membawa serta istri mereka, dan sex merupakan kebutuhan biologis sehingga pelampiasannya terhadap warga pribumi.  VOC sangat tidak suka terhadap praktik ini dan akan menjatuhkan hukuman bagi pelakunya, bahkan anak angkat J.P Coen sendiri yaitu Sarah atau sara didera dan ditelanjangi adapun yang berpendapat bahwa sara specx ini di hukum mati karena kedapatan berzina dengan seorang perwira muda VOC yang bernama J.Pieter Coertenhoeff , sementara itu J.Pieter Coertenhoeff kemudian di jatuhi  hukuman mati, yaitu dengan cara di pancung , adapun pendapat lain yaitu dengan cara di gantung  kemudian di coreng wajah dan juga hidungnya, sehingga muncullah istilah " hidung belang ". Praktek Prostitusi ini tidak bisa di tumpas habis karena pelaut yang datang ke Batavia berasal dari mancanegara.

Masalah yang di hadapi oleh VOC di Batavia bukan hanya Prostitusi tetapi juga serangan dari Kesultanan Banten dan juga Mataram. Mataram menyerang VOC dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629 namun gagal, namun J.P Coen mati secara mendadak  pada 21 September 1629, ada bebrapa pendapat tentang penyebab kematian J.P Coen, pendapat Pertama meyebutkan bahwa J.P Coen meninggal akibat Kolera atau muntah berak yang di sebarkan ke sungai Ciliwung oleh pasukan Mataram , dan pendapat selanjutnya adalah akibat penyerangan Sultan Agung.

Sumber : Stapel, F. W. (1939) Geschiedenis van Nederlandsch Indie hal (1939)  hal.117-119

Zaman, Romli. Di Bawah Kuasa Antisemitisme: Orang Yahudi di Hindia Belanda 1861-1942 (2018) hal.42-43

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun