Mohon tunggu...
Kenwa Dewandaru
Kenwa Dewandaru Mohon Tunggu... Wiraswasta - -------

Pemerhati Sosial dan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan untuk Presiden Baru

17 Mei 2014   06:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin mendekati Pilpres perang tulisan antar pendukung Capres semakin hebat. Kita tidak tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah. Tetapi memang begitulah demokrasi sebenarnya. Toh pada akhirnya Rakyatlah yang akan menentukan siapa nanti pemenangnya. Untuk meredakan ketegangan para relawan n pasukan maya para Capres, sengaja saya menulis topik yang sebenarnya sesuai atau tidak di kanal politik hanya pembacalah yang menilai.

Masuk ke topik judul diatas, ini hanya harapan saya berdasar analisis saya pribadi berdasar pengalaman sejarah. Indonesia adalah negara besar gabungan dari berbagai pulau dengan laut yang luas. Secara Ekonomi dan Geopolitik, Indonesia adalah jalur yang sangat Strategis. Sudah berapa banyak negara yang ingin menguasai kepulauan Indonesia. Dengan melihat kondisi tersebut tentunya Indonesia adalah wilayah yang sangat rawan karena wilayahnya yang terbuka oleh celah-celah laut yang begitu banyak. Dan ini menjadi hal yang tidak boleh dipandang sebelah mata oleh siapapun presidennya. Terbukti berapa banyak kasus penyelundupan, pencurian hasil laut,dsb yang pernah terjadi. Berangkat dari sini saya heran sudah berapa banyak Presiden mulai Presiden Suharto sampai sekarang tak ada satupun yang memandang celah-celah tersebut sebuah ancaman. Mungkin baru Pemerintahan SBY periode ke-2 hal tersebut terpikirkan. Memang sudah bukan jaman lagi ancam mengancam suatu negara. Tapi toh masih saja ada sampai sekarang hal tersebut terjadi di negara lain. Jika pemerintah dan negara Indonesia mempunyai mimpi tahun 2025 jadi negara maju yang diperhitungkan dunia, mengapa celah laut tidak dijadikan hal yang diperhitungkan juga. Saya ambil contoh bagaimana Amerika sampai sekarang tetap menjadi kekuatan ekonomi utama dunia. Karena mereka percaya diri dengan kekuatannya yaitu Kekuatan Angkatan Laut-nya yang disegani semua negara di dunia. Berapa banyak kekuatan kapal induk Amerika beserta kapal-kapal lainnya. Dengan disegani kekuatan Angkatan Lautnya, Negara dan Rakyat Amerika merasa tenang. Dengan demikian dia bisa membangun ekonominya dengan tenang tanpa takut diserang negara lain sehingga efeknya, ekonomi menjadi maju. Bagaimana juga negara-negara dengan kekuatan ekonomi baru yang mengagumkan seperti Cina dan India memodernisasi Angkatan Laut dan lainnya semua untuk menjaga kestabilan ekonominya. Memang ini bukan faktor utama menjadi kekuatan ekonomi baru. Tetapi, ekonomi itu butuh Kestabilan dan kestabilan itu salah satu faktornya adalah Angkatan Perang yang besar dan modern. Ini bukan berarti Presiden yang Kuat selalu kuat ekonominya. Pun demikian dengan Angkatan Perangnya. Rezim Suharto memang benar Kuat Angkatan Perangnya,akan tetapi menurut saya salah fokus. Mengerdilkan Angkatan Laut dan Udara dengan memperbesar Kekuatan Angkatan Darat itu adalah Strategi yang Keliru. Indonesia adalah negara Kepulauan. Siapa yang tahu mungkin waktu rejim Suharto banyak kapal-kapal asing mencuri ikan di laut Indonesia, penyeludupan dan lainnya. Karena informasi media dikontrol pemerintah, seakan-akan Indonesia aman-aman saja. Oleh karena itulah pesan Pertama untuk Presiden Baru : Perbesar Anggaran untuk  Angkatan Laut sehingga bisa memperbesar Armada dan peralatan tempur termasuk menambah kapal selam yang telah dipesan oleh Pemerintah sekarang.

Yang Ke-2 Lambang Negara Indonesia adalah burung Garuda. Burung selalu habitatnya terbang dan dia selalu di angkasa  karena dialah penguasa Udara. Secara Filosofis dia adalah Lambang Ketenaran,  Lambang Kejayaan Nama suatu Bangsa. Karena lewat udaralah suara keagungan  itu dihantarkan. Namun sayangnya tak ada Pemimpin Indonesia yang mempunyai pikiran Pentingnya mengejawantahkan arti Lambang Negara dalam praktik bernegara kecuali Sukarno. Sukarno begitu fahamnya dengan arti Lambang Negara sehingga dalam praktik memimpin Indonesia, dia menganak emaskan Angkatan Udara sampai ada sebutan AU adalah Anak Lanang(Lelaki) Sukarno. Tercatat dalam sejarah bagaimana masa Sukarno Angkatan Udara sebagai Kekuatan Termodern di Asia sehingga Indonesia mempunyai Posisi Tawar yang Tinggi dan Disegani dimata Negara Lain termasuk Amerika. Kita bandingkan dengan sekarang, bagaimana Negara sebesar Indonesia Pesawat Tempurnya kalah jauh dengan Negara Kota Singapura? Jangan salahkan jika sekarang Indonesia seakan-akan jadi cemoohan negara tetangga. Pemimpin Indonesia sekan LUPA dengan Lambang Negaranya sendiri atau sengaja Lupa dengan dalih tidak ada anggaran,dll. Bagi Rakyat, disamping Kesejahteraan kita juga ingin Bangsa ini Punya Harga Diri.Jadi Pesan yang Ke-2 untuk Presiden Baru : Tambah Anggaran untuk memperbesar Kekuatan Tempur Udara. Kemudian yang tak kalah Penting Pangkas Anggaran Pegawai dan Rampingkan Jumlah Pegawai karena dengan tehnologi tenaga pegawai bisa digantikan daripada selalu dan selalu setiap tahun Anggaran hanya Habis untuk membayar Pegawai yang kerjanya hanya duduk-duduk,ngobrol,korupsi dan tiap tahun minta naik gaji.

Salam.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun