Di terminal kota ramai dan bising tiada bedanya. Deru kendaraan, teriakan orang-orang, penumpang pun pedagang, sahut-menyahut.Â
Dan engkaukah itu yang duduk memikul lamunan di kerumunan perang suara seperti batu tak bernyawa? Teropong matamu jauh tak peduli hiruk-pikuk kota, biasamu menemukan diam dalam riuh.Â
Dan kami, orang-orang sibuk, susah sekali melepas repot hanya untuk mengisi waktu biar tak dihantui sunyi. Kami berlari ke luar diri mencari kompensasi karena enggan menyendiri.Â
Dan kau, di terminal kota, tak ambil pusing. Meneropong jauh bagai mata elang mengincar mangsa tanpa peduli lalu lalang manusia entah ke mana.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!