Mohon tunggu...
Ken Jaya
Ken Jaya Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

hobi saya menulis artikel di berbagai blog dan website.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Penguatan dan Pemberian Dukungan kepada UMKM Desa Kebojongan, Pemalang.

4 September 2025   13:18 Diperbarui: 4 September 2025   13:18 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumetasi langsung penyerahan banner serta sticker produk umkm di tempat produksi keripik singkong Ibu Suatmi.

PENGUATAN DAN PENDUKUNGAN UMKM DESA KEBOJONGAN IBU SUATMI

UMKM KERIPIK SINGKONG - BERAWAL DARI MENCICIP JAJANAN KERIPIK, SAMPAI JADI LADANG PENGHASILAN

Dimasa sekarang ini mencari sumber penghasilan bukanlah hal yang mudah, masyarakat ramai terus mencari peluang untuk memperbesar sumber pendapatan dan diversifikasi sumber pendapatan itu sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan mendirikan UMKM . UMKM memiliki potensi yang sangat baik di masa depan untuk dijadikan sumber penghasilan baik penghasilan utama maupun sampingan. Kali ini tim KKN UNNES GIAT 12 mengobservasi dan mewawancarai sebuah usaha UMKM di suatu Desa di Kota Pemalang, yaitu Desa Kebojongan.

Mahasiswa KKN GIAT 12 UNNES melakukan survey langsung pada salah satu pengusaha UMKM keripik singkong pada tanggal 13 Agustus 2025. Kami memutuskan untuk mewawancarai UMKM dengan pertimbangan bahwa banyak warga Desa Kebojongan yang berlangganan pada UMKM milik Ibu Suatmi Sudah 15 tahun terhitung sejak Ibu Suatmi memulai usaha keripik singkong ini pada 2010. Kisah dibalik pendirian UMKM ini juga cukup unik dimana Ibu Suatmi mencicipi sebuah jajanan saat sedang mampir ke tetangganya. Dirasa enak, Beliau termotivasi untuk membuat keripik singkong untuk diperjualbelikan dengan resepnya sendiri. Ibu Suatmi tidak menjalankan bisnis ini sendirian, beliau dibantu dengan anaknya dalam menjalankan usaha keripik singkong ini.

Adapula kendala-kendala yang dihadapi oleh Ibu Suatmi dalam menjalankan usaha keripik singkongnya ini seperti hasil tanaman yang kurang bagus/singkong terlambat tumbuh, cuaca yang kurang mendukung, sistem pengolahan yang masih manual, hingga peralatan yang seadanya.

Diketahui juga bahwa omset penjualan perhari bisa mencapai 300 ribu sampai 500 ribu dengan kisaran 30 - 50 bungkus terjual per harinya. Banyak warga Desa Kebojongan yang memesan melalui online dan offline ke tempat pembuatant. Keripik singkong Ibu Suatmi dijual dalam 2 varian berat yaitu 200 gram dan 500 gram.

Namun, usaha keripik singkong milik Ibu Suatmi ini belum memiliki identitas usaha sendiri yang cukup dan solid untuk dikenal lebih luas oleh orang-orang disamping rasa keripiknya yang gurih dan enak. Maka dari itu, kami Tim KKN UNNES GIAT 12 ingin membantu dalam melengkapi identitas usaha keripik singkong Ibu Suatmi dalam hal banner usaha dan label kemasan agar produk keripik singkong lebih mudah dikenali oleh masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun